SuaraKaltim.id - Ada satu penyakit yang dikhawatirkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Penyakit itu ialah tingginya laju inflasi di sejumlah negara di dunia.
Kekhawatiran Sri Mulyani tentu beralasan. Pasalnya, tren meningkatnya laju inflasi ketika proses pemulihan ekonomi bisa membuat gejolak baru bagi perekonomian suatu negara.
"Berbagai negara menghadapi komplikasi di mana pada saat ekonominya baru mulai akan pulih inflasinya sudah take over jauh lebih dominan," katanya melansir dari Suara.com, Kamis (23/9/2021).
Dia juga memberikan contoh negara yang mengalami over laju inflasi. Seperti Brazil mencapai 8 persen, Rusia mencapai 7 persen, dan terakhir Korea Selatan 2,6 persen.
Baca Juga:Menkeu Sri Mulyani Minta Indonesia Waspada Dampak Krisis Ekonomi Evergrande
Akibat tingginya angka inflasi itu, beberapa bank sentral negara masing-masing akan merespon dengan menaikkan suku bunganya.
Dengan tingginya angka inflasi tersebut membuat sejumlah bank sentral negara masing-masing meresponsnya dengan menaikkan suku bunga.
"Rusia juga mengalami inflasi hingga 7 persen dan kita lihat disini respon dari kebijakan suku bunga nya sudah meningkat di 6,5 persen," jelasnya.
Tak hanya itu kata dia negara Turki juga mengalami lonjakan inflasi yang sangat tinggi yakni mencapai 19,25 persen.
"Kondisi ini juga menyebabkan suku bunganya tidak mungkin mengalami penurunan dari 19 persen," katanya.
Baca Juga:Sri Mulyani Soroti Gagal Bayarnya Raksasa Properti China Evergrande
Dengan kondisi perkembangan ekonomi yang ada tersebut, Indonesia pun kata dia tetap mewaspadai ancaman tersebut.
"Kita berharap bahwa Indonesia bisa tetap menjaga inflasi ini sehingga komplikasi terjadinya pemulihan ekonomi yang terancam oleh inflasi dapat kita hindari sehingga kita harapkan ekonomi Indonesia bisa memiliki pemulihan yang jauh lebih solid dan kemudian kuat yang memungkinkan masyarakat bisa mendapatkan kesempatan kerja dan pemulihan dari kesejahteraannya," pungkasnya.