SuaraKaltim.id - Bayi dari Tara Reghita Sulistya warga Rapak Lahong RT.001 Desa Pelawan, Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), mengalami kelainan saat dilahirkan. Bayi itu mengalami cacat pada dinding perut, sehingga usus ke luar melalui lubang di sisi pusar.
Tak hanya itu, untuk bernafas bayi yang baru berusia 3 hari itu juga harus dibantu selang pernafasan dari. Bayi itu dirawat di dalam inkubator di RSUD AWS Samarinda untuk menjalani perawatan dan operasi. Sebelumnya, si bayi dilahirkan di Puskesmas Sangkulirang.
Rusma Lela, nenek sang bayi mengatakan, dirinya tak menyangka kondisi bayi yang dilahirkan putrinya seperti itu. Karena selama dalam kandungan, tak pernah melihat hal yang aneh pada diri anaknya.
Setelah dilahirkan, Rusma bersama tetangga dengan lembut mengantarkan cucu kesayangan ke Sangatta menempuh perjalanan kurang lebih 5 Jam dari Sangkulirang. Pagi harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke Samarinda untuk mendapatkan perawatan bagi cucunya.
Baca Juga:Kasus Pembuangan Bayi di Wonogiri, Profil Sang Ayah Bikin Warga Geleng-geleng
“Ibunya tidak bisa ikut serta karena masih dalam perawatan pasca melahirkan,” ungkapnya dilansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (13/10/2021).
Bayi Tara itu mendapatkan penanganan hingga ke RSUD AWS Samarinda atas bantuan pemerintah Kutim melalui Dinas Sosial yang dijembatani oleh Hijabers Community Kutim.
Ketua Hijabers Community Kutim, Munirah Masse saat dihubungi via telepon memaparkan, pada 10 Oktober 2021 malam dirinya mendapatkan informasi dari seorang teman bahwa ada bayi asal Desa Pelawan sedang membutuhkan uluran tangan.
“Kami menerima informasi dari teman, Bayi Asal Sangkulirang sedang membutuhkan uluran tangan kami semua, terlahir sehat namun Qoddarulloh bayi ditindak lanjuti (Usus besar semua berada diluar),” terang Menni sapaan akrab Munirah.
Lebih lanjut Menni mengatakan telah melakukan komunikasi dengan bidan dan keluarga bayi tersebut untuk meminta bayinya dibawah ke RSUD Kudungga Sangatta.
Baca Juga:Angka Kematian Bayi dan Balita di Surabaya Menurun, Begini Strateginya
“Komunikasi dengan bidan setempat akhirnya kami mencoba meminta bayinya dibawah ke RS Kudungga dan Alhamdulillah setelah maghrib Nenek dan Bayi sampai di RS Kudungga diantar oleh tetangga nya dengan biaya patungan,” paparnya.
Munirah kembali menceritakan, setibanya di RSUD Kudungga, Hijabers Community Kutim bersama As Sunnah Peduli Sangatta cinta sedekah dan Rumah Dhuafa terus melakukan koordinasi guna memberikan penanganan cepat terhadap buah hati Tara Reghita Sulistya, untuk selanjutnya di rujuk ke RSUD AWS Samarinda agar mendapatkan penanganan dari Dokter Spesialis Bedah Anak.
“Alhamdulillah, Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Ketua I DPRD Asti Mazar Bulang telah membantu dalam proses penanganan Bayi ibu Tara,” sebutnya.
Untuk diketahui, bersama saat ini bayi dari ibu Tara sudah dalam penanganan instensif dan seluruh biaya pengobatan bayi tersebut di tanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim melalui Dinas Sosial (Dinsos) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes).’
Menni menyampaikan terima kasihnya kepada Dokter Yuwana Eka Suwandi, yang telah memberikan arahan, juga berterima kasih kepada Ketua KNPI Kutim, Felly Lung yang sempat mereka hubungi, serta mengucapkan terima kasih kepada semua donatur.
“Insyaallah semua dana yang masuk akan kami kumpulkan dan akan kami serahkan kepihak keluarga untuk biaya kehidupan sehari-hari selama disamarinda dan semoga dana yang terkumpul bisa membantu meringankan beban orang tua Ananda dan memudahkan untuk membayar utang yg dipinjam saat menjalani persalinan. Doa kami untuk Ananda semoga diberikan umur panjang sehat kembali berkumpul dengan keluarga,” harapnya.