SuaraKaltim.id - Maraknya aksi terorisme di Indonesia, kerap diidentikan dengan agama tertentu.
Padahal, menurut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, aksi terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan, dan sama sekali tidak berkaitan dengan ajaran agama mana pun.
"Apa pun alasannya, semua ajaran agama menolak aksi teror. Jadi aksi terorisme tidak bisa berlindung di balik agama," kata Moeldoko, dalam sambutannya pada peluncuran Buku “The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriot” dan Peringatan 19 Tahun Tragedi JW Marriot 2003, di Jakarta, Jumat (5/8), sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/8/2022).
Pada kesempatan itu, Moeldoko mengajak semua pihak untuk tetap mengingat aksi-aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.
Baginya, hal itu penting dilakukan agar terus terbangun kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman gangguan keamanan.
"Saya sepakat kita harus memaafkan aksi-aksi terorisme. Tapi jangan pernah melupakan peristiwa tersebut agar kita selalu waspada," kata Moeldoko.
Diketahui, Buku “The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriot” ditulis oleh Sony Soemarno salah satu penyintas Bom JW Marriot, pada tahun 2003.
Sony Soemarno menjelaskan, proses penulisan hingga penerbitan buku memakan waktu panjang, yakni selama 15 tahun.
Adapun buku tersebut berisi tentang testimoni korban, mantan pelaku aksi terorisme, dan perjalanan dirinya dalam melakukan program deradikalisasi dari satu lembaga pemasyarakatan ke lembaga-lembaga pemasyarakatan lain. Antara
Baca Juga:Ramai Marcella Simon Kembali Jadi Nasrani: Baju Muslimnya Boleh untuk Aku Kak, Salam Toleransi