SuaraKaltim.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengumumkan penemuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia.
Terkait hal tersebut, dirinya meminta masyarakat untuk tetap tenang karena gejala yang dialami relatif ringan.
"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, agar kita tenang, malah kalau kita bandingkan dengan COVID-19 jauh, ya, COVID-19 ini sangat jauh beratnya, untuk itu kita tenang dengan maksud bahwasanya sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri, self limiting disease," ungkap Syahril dalam konferensi pers daring di Jakarta, Sabtu.
Syahril menjelaskan, penyakit cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 21-28 hari dan biasanya pasien akan sembuh dengan sendirinya selama pasien tidak memiliki komorbid atau menderita infeksi tambahan.
Baca Juga:Breaking News! Virus Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia, Ini Pasien Nomor 1
"Kalau pasien tidak ada komorbid, tidak ada immunocompromised dan tidak ada pemberat-pemberat yang lain, Insya Allah sebetulnya pasien ini bisa sembuh sendiri," katanya.
Dirinya mengungkapkan, berdasarkan laporan kasus cacar monyet di dunia, jumlah pasien meninggal sangat kecil hanya sekitar satu persen dari seluruh penderita.
"Dari data laporan dunia, dari 39.700 tadi, ada 400 yang meninggal, itu sekitar 1 persen, jadi kecil sekali, jauh dibandingkan dengan COVID yang sampai kadang-kadang 10 persen sampai 15 persen ya, tinggi sekali," ujarnya.
Selain itu, pasien cacar monyet yang dirawat di rumah sakit tidak memerlukan ruang isolasi bertekanan negatif seperti pasien COVID-19.
"Ruang isolasi-nya itu berbeda, walaupun sama-sama ruang isolasi, kalau ruang isolasi COVID itu dengan tekanan negatif, tapi kalau untuk cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi yang bertekanan negatif," kata Syahril.
Baca Juga:Cacar Monyet Masuk Indonesia, IDI Minta Masyarakat Tak Panik
Sejauh ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet yaitu dengan melakukan deteksi, pencegahan dan edukasi kepada masyarakat. (Antara)