SuaraKaltim.id - Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi se-Kalimantan melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Regional Kalimantan. Kegiatan itu bertemakan “Gawi Sabumi Bajaga Inflasi Kalimantan".
Dikabarkan, kegiatan tersebut dilakukan di Banjarmasin, Senin (12/12/2022) kemarin. GNPIP Regional Kalimantan disebut mengedepankan inovasi dalam bentuk pengembangan modernisasi pertanian. Baik dari hulu sampai hilir.
Tujuannya, untuk mendorong optimalisasi produksi dan efisiensi harga pangan dalam jangka menengah panjang. Khususnya dalam mendukung ketahanan pangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pembangunan IKN diharap bisa mendorong peningkatan urbanisasi. Di mana dampaknya pada bertambahnya jumlah penduduk.
Baca Juga:Topremit Raih Penghargaan dari Bank Indonesia sebagai Penyedia Transfer Dana Bukan Bank Terbaik 2022
Untuk itu, GNPIP Kalimantan melalui modernisasi pertanian hulu-hilir berusaha mentransformasi lahan bekas tambang dan lahan gambut menggunakan soil sensor. Pemenuhan nutrisi tanah juga dilengkapi, serta bibit unggul yang lebih adaptif.
Hal itu disampaikan Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo. Ia mengatakan, pada pagelaran PTBI 2022 akhir November lalu BI kembali menekankan pentingnya sinergi dan inovasi kebijakan, sebagai kunci ketahanan dan penyelamat ekonomi dari risiko krisis. Sinergi dalam mengatasi inflasi di tataran global diwujudkan melalui komitmen Nusantara-Nusantara utama di dunia sebagai salah satu kesepakatan dalam Presidensi G20.
"Kami mengajak kepada seluruh elemen pemerintah daerah beserta jajaran, pelaku usaha, dan petani untuk melakukan monitoring secara rutin perkembangan produksi dan distribusi dari hulu ke hilir untuk membangun ketahanan pangan di wilayah Kalimantan dan sekitarnya," ujarnya, melansir dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, Jumat (16/12/2022).
Apalagi, lanjutnya, Kalimantan Selatan (Kalsel) akan menjadi salah satu provinsi yang diandalkan dalam mendukung pasokan bahan pangan di IKN. Sehingga langkah penguatan pengendalian inflasi, khususnya beras, perlu ditempuh dalam dimensi yang luas.
Hal itu dilakukan baik di jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Melalui penggunaan sumber daya yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi.
Baca Juga:Berlebihan! Bank Indonesia Cetak Uang Seri Khusus untuk Mahar Pernikahan Kaesang-Erina
Menyikapi pentingnya sinergi pengendalian inflasi, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memberikan tanggapan. Ia juga mendukung semangat “Gawi Sabumi Bajaga Inflasi Kalimantan", dengan terus mendorong langkah-langkah konkret meningkatkan produksi pangan di wilayah Kalimantan.
Tekanan inflasi yang tinggi saat ini membutuhkan upaya ekstra. Di antaranya, dengan penguatan intervensi terkait pengendalian inflasi terutama inflasi pangan agar tingkat inflasi dapat ditekan seminimal mungkin.
"Pengendalian inflasi dan peningkatan produksi pangan perlu dijaga keberlanjutannya untuk jangka panjang melalui pemanfaatan urban dan digital farming. Disamping itu, modernisasi sisi hulu dan hilir pertanian perlu diperkuat dalam meningkatkan produksi pertanian wilayah Kalimantan dan mampu berkontribusi menopang ketahanan pangan IKN baru," lugasnya.
Berbagai langkah strategis turut dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Kalimantan dalam mendukung pelaksanaan GNPIP. Di antaranya, melalui perluasan implementasi Kampung Hortikultura, urban farming, fasilitasi offtaker pangan, hilirisasi produk pertanian, dan penyaluran Program Dedikasi Untuk Negeri digital farming.
Mengingat, pulau Kalimantan bukan merupakan wilayah sentra produksi pangan. Maka, setiap provinsi telah melaksanakan perluasan Kerjasama Antar Daerah. Baik antar Kalimantan maupun di luar Kalimantan terutama dari Jawa dan Sulawesi.
"Selanjutnya, peran BUMD Pangan di Kalimantan daerah juga turut diperkuat sehingga dapat membantu pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta turut berperan sebagai stabilisator harga pangan," tandasnya.