Tradisi Kuping Panjang Khas Suku Dayak Kaltim, Telinga Aruu

Tradisi telinga aruu ini diawali dengan ritual mucuk penikng atau penindikan daun telinga.

Denada S Putri
Minggu, 10 September 2023 | 20:25 WIB
Tradisi Kuping Panjang Khas Suku Dayak Kaltim, Telinga Aruu
Tradisi unik Suku Dayak, Telingaan Aruu atau kuping panjang. (Instagram/@kamidayakkalbar)

SuaraKaltim.id - Suku Dayak Kenyah mempunyai banyak adat dan budaya yang khas. Sehingga, kerap menjadi destinasi wisata budaya di Indonesia.

Salah satu yang paling menarik dari adat dan budaya Suku Dayak Kenyah adalah tradisi telinga aruu.

Telinga aruu merupakan tradisi memanjangkan daun kuping dari Suku Dayak Kenyah di Kalimantan.

Biasanya tradisi ini dilakukan oleh wanita Dayak Kenyah.

Baca Juga:Mengenal Kawin Tangkap, Tradisi Sumba yang Viral Usai Terjadi Penyimpangan

Namun seiring perkembangan zaman, banyak gadis dan anak perempuan yang enggan untuk memanjangkan telinganya.

Saat ini, tradisi aruu hanya tersisa oleh kaum wanita bangsawan Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan saja.

Adapun, untuk melakukan tradisi aruu ini digunakan seperti gelang belaong yang terbuat dari pintalan kayu gabus sejak masih bayi.

Tradisi telinga aruu ini diawali dengan ritual mucuk penikng atau penindikan daun telinga yang akan dipasangi benang sebagai pengganti anting-anting. 

Setelah luka tindik sembuh, benang tersebut diganti dengan pintalan kayu gabus, yang setiap seminggu sekali diganti dengan yang ukurannya lebih besar. 

Baca Juga:Kenakan Pakaian Adat Dayak saat Kunjungi Pontianak, Topi Verrell Bramasta Bikin Salfok Netizen

Pintalan kayu gabus ini akan mengembang saat terkena air, menyebabkan lubang pada daun telinga juga semakin membesar.

Setelah membesar, lubang pada daun telinga digantungi dengan anting-anting dari bahan tembaga, yang disebut gelang belaong. 

Kemudian, setiap tahunnya pemberat logam ini ditambah satu per satu hingga lama kelamaan telinga tersebut akan memanjang.

Bagi masyarakat suku Dayak, telinga aruu merupakan identitas kebangsawan, semakin panjang telinganya maka akan dianggap semakin cantik. 

Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan wanita suku Dayak Kenyah untuk menahan derita.

Tetapi, tradisi ini dilakukan juga oleh kaum pria yang akan menjadi simbol kebangsawanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini