Sementara Rudy-Seno, memilih menaiki angkot. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menunjukkan kedekatan mereka dengan rakyat.
"Dari sudut pandang ilmu sosial, ada yang disebut dengan framing dan branding. Intinya, bagaimana mereka menceritakan apa yang sudah mereka kerjakan dan menyampaikannya kepada publik," jelas Iman.
Namun, publik masih menanti apakah simbol-simbol yang ditampilkan dalam kampanye ini akan terefleksi dalam kebijakan nyata jika mereka terpilih nanti. Masyarakat Kaltim berharap memiliki pemimpin yang tidak hanya muncul saat kampanye, tetapi juga konsisten memperjuangkan kesejahteraan mereka setelah terpilih.
Dengan kedua pasangan calon memiliki visi dan misi yang sama-sama kuat namun dengan pendekatan yang berbeda, Pilkada Kaltim 2024 diperkirakan akan berlangsung ketat. Pertanyaan siapa yang akan memenangkan hati masyarakat Kaltim akan terjawab pada 27 November 2024 mendatang.