Dari Rp 600 Juta ke Rp 2 Miliar: Perjuangan Retribusi Parkir di Balikpapan

Hal itu disampaikan Kepala Dishub Balikpapan, Muhammad Fadli Paturahman, Selasa, 24 Juni 2025.

Denada S Putri
Selasa, 24 Juni 2025 | 19:21 WIB
Dari Rp 600 Juta ke Rp 2 Miliar: Perjuangan Retribusi Parkir di Balikpapan
Kepala Dishub Balikpapan, Muhammad Fadli Paturahman. [ANTARA]

Dari rangkaian strategi tersebut, Dishub yakin target Rp2 miliar bukan hal mustahil untuk dikejar secara bertahap hingga akhir tahun.

QRIS Jadi Gaya Hidup Baru Warga Balikpapan, PPU, dan Paser

Masyarakat Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Paser kini makin terbiasa dengan transaksi nontunai.

Dari warung jamu sederhana hingga penjualan tiket acara, semuanya mulai terintegrasi dalam satu sistem digital: QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Baca Juga:Cegah Kebakaran, BPBD Balikpapan Siapkan Dua Pos Damkar Baru di 2026

Transformasi ini mencerminkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih praktis dan efisien.

Bank Indonesia (BI) Balikpapan mencatat kemajuan signifikan dalam penggunaan QRIS di wilayah kerjanya. Hal itu disampaikan Kepala BI Balikpapan, Robi Ariadi, Jum'at, 20 Juni 2025 kemarin.

"Hingga akhir Maret 2025, jumlah transaksi QRIS telah mencapai 10.445.722 kali, atau setara 34,69 persen dari target tahunan sebanyak 30,11 juta transaksi. Sementara itu, jumlah pedagang pengguna QRIS tercatat sebanyak 239.784 merchant, atau 96,73 persen dari target 247.876 merchant," kata Robi, disadur dari ANTARA, Senin, 23 Juni 2025.

Menurut Robi, capaian ini tak lepas dari sinergi yang terbangun antara berbagai pemangku kepentingan.

“Kerja sama antara BI, pemerintah daerah, dan perbankan terbukti mempercepat perkembangan pembayaran digital,” ujarnya.

Baca Juga:Percepat Adaptasi Menuju IKN, Balikpapan Aktifkan Pendataan Digital di 34 Kelurahan

Peningkatan ini juga sejalan dengan tren nasional. Robi menyampaikan, hingga Mei 2025, penggunaan QRIS di seluruh Indonesia sudah mencapai angka yang mencengangkan.

"Secara nasional, hingga Mei 2025, total transaksi digital berbasis QRIS tercatat mencapai 3,93 miliar transaksi, tumbuh 151,70 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," ucapnya.

Angka tersebut mengindikasikan bahwa kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi terus bergerak ke arah digital, menjangkau tidak hanya kota besar, tapi juga pelosok-pelosok wilayah.

Lebih dari sekadar memudahkan pembayaran, QRIS juga diakui memberi dampak nyata pada pelaku UMKM.

Transaksi menjadi lebih cepat, pencatatan keuangan lebih rapi, dan risiko terkait uang tunai berkurang.

"Dengan QRIS bahkan sudah membuat kita jarang ke ATM ambil uang kontan," kata Budi, pemilik warung jamu sehat di Kariangau, Balikpapan Utara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini