SuaraKaltim.id - Dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai terasa secara nyata terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan penyangga, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kehadiran proyek strategis nasional itu dinilai menjadi penggerak utama geliat ekonomi lokal.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyatakan bahwa dinamika pembangunan di wilayah IKN yang sebagian besar berada di Kalimantan Timur (Kaltim) telah memberikan efek berantai ke daerah sekitar.
Hal itu disampaikan Robi Ariadi, ketika berada di PPU, Senin, 7 Juli 2025.
Baca Juga:Pertanian vs Tambang: Pertaruhan Masa Depan Penyangga IKN
“Kegiatan pembangunan di wilayah IKN memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekitar,” ujar Robi disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Menurut Robi, posisi strategis Kabupaten PPU yang menjadi bagian dari kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN, terutama di Kecamatan Sepaku, menjadikan daerah tersebut sebagai mitra utama dalam mendukung percepatan pembangunan.
Ia menambahkan bahwa kontribusi sektor konstruksi di PPU semakin dominan, bahkan telah mencakup hampir separuh dari struktur ekonomi daerah.
“Positifnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara dipicu meningkatnya pertumbuhan lapangan usaha (LU) konstruksi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa geliat pembangunan fisik yang terus berlangsung mendorong permintaan tenaga kerja, bahan bangunan, hingga jasa pendukung lainnya.
Baca Juga:IKN Kobarkan Semangat 17 Agustus, Meski Tanpa Kepastian Upacara Nasional
Sektor konstruksi menjadi lokomotif baru setelah sebelumnya PPU lebih banyak bergantung pada sektor pertanian dan kehutanan.
“Kami perkirakan realisasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara tetap tumbuh signifikan,” tambahnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi PPU pada triwulan I-2025 mencapai 23,96 persen secara tahunan (year on year), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang berada di angka 21,90 persen.
Dalam konteks yang lebih luas, BI Balikpapan juga berupaya memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya terfokus pada sektor konstruksi.
Dukungan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus digencarkan, termasuk upaya mendorong UMKM agar mampu menjangkau pasar ekspor.
Robi menuturkan, BI ingin UMKM bisa menjadi “kekuatan ekonomi alternatif di luar sektor dominan seperti migas dan pertambangan, serta masuk ke pasar ekspor untuk mendapatkan kesempatan dan pasar yang lebih luas.”