Pulau Miang Lirik Wisata Hiu Paus, Magnet Baru Bahari Kutim

Menurutnya, kemunculan spesies yang dikenal ramah terhadap manusia itu membuka peluang besar untuk mengembangkan wisata berbasis konservasi.

Denada S Putri
Senin, 18 Agustus 2025 | 20:59 WIB
Pulau Miang Lirik Wisata Hiu Paus, Magnet Baru Bahari Kutim
Atraksi berenang bersama hiu paus (Rhincodon Typus) menjadi pesona yang ditawarkan pada destinasi wisata Pulau Miang. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Desa Pulau Miang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mulai dilirik sebagai destinasi wisata bahari baru setelah ditemukannya habitat hiu paus (Rhincodon typus) di perairan sekitar desa tersebut.

"Adanya habitat hewan mamalia laut itu jadi magnet baru penarik wisatawan untuk ke Pulau Miang," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nusabale Pulau Miang, Viqri Haikal, disadur dari ANTARA, Senin, 18 Agustus 2025.

Menurutnya, kemunculan spesies yang dikenal ramah terhadap manusia itu membuka peluang besar untuk mengembangkan wisata berbasis konservasi.

Saat ini Pokdarwis tengah melakukan riset dan pemetaan guna memahami pola kemunculan hiu paus, termasuk lokasi serta waktu terbaik bagi wisatawan untuk dapat melihat bahkan berenang bersama satwa laut tersebut.

Baca Juga:Beasiswa Kutim dan Gratispol Kaltim Akan Disinkronkan, Penerima Ganda Dicegah

Dari hasil pemantauan awal, setidaknya ada empat ekor hiu paus yang teridentifikasi beraktivitas di sekitar Pulau Miang.

Namun, Viqri menegaskan faktor alam seperti cuaca dan pasang surut sangat berpengaruh terhadap kemunculan satwa ini.

Karena itu, diperlukan kajian lebih lanjut agar aktivitas wisata bisa berjalan aman dan terjadwal.

Berkaca dari pengalaman daerah lain, seperti Gorontalo, Pokdarwis Nusabale berkomitmen mengelola potensi ini secara profesional dan berkelanjutan.

"Kami akan berkonsultasi kepada instansi terkait dahulu biar destinasi ini dapat menjadi penarik wisatawan secara terus-menerus dan berkelanjutan," ujar Viqri.

Baca Juga:177 Kasus Narkotika Dominasi Barang Bukti yang Dimusnahkan Kejari Kutim

Konsultasi itu diharapkan menghasilkan standar operasional prosedur (SOP) untuk menjamin keamanan wisatawan, pedoman interaksi agar tidak mengganggu satwa, sekaligus strategi promosi yang tepat sasaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini