- Pabrik pengolahan minyak sawit memperkuat rantai pasok industri nasional.
- Selain itu, meningkatkan daya saing Kaltim melalui hilirisasi sumber daya alam.
- Penyerapan tenaga kerja di pabrik juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
SuaraKaltim.id - Kepala Dinas ESDM Kalimantan Timur (Kaltim) Bambang Arwanto menyampaikan operasional pabrik pengolahan minyak sawit di Balikpapan memperkuat rantai pasok industri nasional.
Tak hanya itu, keberadaan pabrik ini sekaligus meningkatkan daya saing Kaltim melalui hilirisasi sumber daya alam.
"Masuknya investasi skala besar ini membuktikan kepercayaan investor global terhadap iklim usaha yang sangat kondusif di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara," kata Bambang dikutip dari Antara, Jumat (21/11/2025).
Dia menuturkan, Pemprov Kaltim menilai investasi teknologi tinggi itu sejalan dengan transformasi ekonomi Kaltim menuju industrialisasi modern pascatambang.
Bambang menyampaikan kolaborasi dengan mitra internasional seperti Posco International dan GS Caltex membuka peluang transfer teknologi mutakhir bagi para insinyur dan tenaga kerja lokal.
Penyerapan tenaga kerja terampil di pabrik tersebut dinilai berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perputaran ekonomi di sekitar wilayah operasional.
Sementara Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan keberadaan PT AGPA Refinery Complex (ARC) akan memberikan nilai tambah bagi industri sawit nasional.
"Karena tidak hanya menghasilkan bahan baku, tetapi juga menciptakan value chain melalui proses pemurnian dan pengolahan yang berstandar tinggi," ungkapnya meninjau dampak ekonomi fasilitas tersebut di Kawasan Kariangau, Balikpapan, Rabu (19/11/2025).
Fasilitas industri baru PT ARC memiliki kapasitas produksi terpasang yang sangat masif mencapai 500 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Yuliot menerangkan, volume produksi yang besar tersebut menempatkan pabrik itu sebagai salah satu fasilitas pengolahan turunan kelapa sawit terbesar dan paling strategis di kawasan timur Indonesia.
"Kehadiran infrastruktur industri ini mengubah pola ekonomi daerah yang sebelumnya bertumpu pada penjualan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi," katanya.
Menurut Yuliot, hilirisasi produk kelapa sawit menjadi kunci strategis bagi Indonesia untuk mendongkrak pendapatan negara secara berkelanjutan di tengah ketatnya persaingan pasar global.
Penerapan teknologi canggih dalam proses pemurnian di pabrik ini memastikan efisiensi energi yang maksimal sehingga biaya operasional industri dapat ditekan serendah mungkin. (Antara)