Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia

Saat ini terdapat 34.048 ahli gizi yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

Eko Faizin
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:07 WIB
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi MBG, Nanik Sudaryati Deyang dalam rapat membahas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (21/11/2025). [Dok. MBG]
Baca 10 detik
  • Persagi mengaku siap membantu Program Makan Bergizi Gratis.
  • Mereka akan menerjunkan ahli gizi anggotanya ke pelosok Tanah Air.
  • BGN memastikan para ahli gizi akan menjadi pegawai negeri sipil.

SuaraKaltim.id - Tim Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga untuk Penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi (DPP Persagi) tengah menghitung kebutuhan tenaga ahli gizi untuk Satuan-Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola program MBG.

Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Nanik Sudaryati Deyang menyampaikan para ahli gizi anggota Persagi akan mendapat penugasan untuk mengisi kekurangan tenaga ahli gizi pada SPPG-SPPG di seluruh pelosok Tanah Air.

"Saat ini di lapangan terjadi kelangkaan ahli gizi. Akibatnya, banyak dapur MBG tidak bisa beroperasi karena salah satu syarat utama operasional SPPG adalah harus memiliki ahli gizi. Jadi saya berharap Persagi bisa membantu mengatasi persoalan ini," katanya dalam rapat mingguan di Kementerian Kesehatan, Jumat (21/11/2025).

Ketua Umum DPD Persagi Doddy Izwardy yang diundang secara khusus dalam rapat Tim Koordinasi mengaku siap membantu pemerintah dalam penyelenggaraan program MBG dengan menugaskan para ahli gizi anggota Persagi untuk bekerja di dapur-dapur MBG di seluruh Indonesia.

"Anggota kami ada 53 ribu orang di seluruh Indonesia. Mereka terdiri dari lulusan D3. D4, Profesi, S1, S2, dan S3. Kami nanti mohon informasi di mana saja yang masih membutuhkan tenaga ahli gizi, lalu kami mohon dibantu untuk pengurusan status mereka nanti di SPPG-SPPG itu," ujar Doddy.

Dalam catatan Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat 34.048 ahli gizi yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

Untuk menutupi kebutuhan, ada potensi 18.998 ahli gizi di Puskesmas yang bisa diperbantukan ke SPPG. Dari angka itu sebanyak 2.423 ahli gizi masih berstatus tenaga sukarela di Puskesmas-Puskesmas itu.

Potensi lainnya adalah 10.341 lulusan D3, D4, Profesi, dan S1 ilmu gizi tahun 2024 dari perguruan tinggi umum, dan 3.912 lulusan D3, D4,dan Profesi dari Politeknik Kesehatan Kemenkes.

"Mereka bisa mengisi kekosongan ahli gizi di SPPG-SPPG," kata Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi.

Menanggapi hal itu, Nanik langsung meminta Kementerian Kesehatan, Persagi, dan BGN segera duduk bersama untuk membahas alokasi dan penempatan ahli-ahli gizi itu di berbagai SPPG yang sudah siap segera beroperasi.

Wakil Kepala BGN itu memastikan bahwa para ahli gizi akan menjadi pegawai negeri sipil.

"Kami akan membantu prosesnya. Tapi mereka juga harus bekerja di SPPG dengan baik, jangan pindah sana-pindah sini," kata Nanik.

Soal percepatan pengurusan Sertifikal Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Then Suyanti melaporkan bahwa saat ini total SPPG yang telah dibangun mencapai 15.107 SPPG, dan sebanyak 14.922 SPPG sudah operasional. Dari angka itu, 5.946 SPPG sudah mengajukan permohonan SLHS, 2.849 SPPG sudah terbit SLHS, sedangkan 449 SPPG gagal saat test IKL.

Menurut Suyanti, SPPG yang gagal IKL masih bisa mengajukan lagi, dengan bimbingan petugas.

"Penyebab gagal IKL ini bermacam-macam, sebanyak 54 persen karena gagal IKL bangunan, 26 persen karena gagal IKL peralatan, 14 persen gagal IKL penjamah makanan, dan 6 persen gagal IKL proses pengolahan pangan," kata Suyanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini