Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Rabu, 23 September 2020 | 12:07 WIB
Potret hidup miskin di Samarinda (Foto : istimewa)

Kemiskinan yang melekat, memaksa pasangan itu untuk merelakan segalanya. Meski tidak ada buah hati yang menemani, namun Dawari bersyukur anak mereka tidak hidup kekurangan seperti ayah ibu kandungnya.

“Kami bersyukur, masih bisa hidup sampai hari ini. Walau pasang surut, tetap dinikmati berdua,” sebutnya.

Melewati 17 tahun bukan waktu yang sebentar untuk menikmati hari-hari yang penuh kekurangan. Bagi Dawari dan Mardiana, bantuan tetangga adalah rezeki paling besar.

Terkadang, ada tetangga yang datang mengantar beras untuk dimakan. Bahkan, ada juga yang membawa lengkap dengan ikan sebagai lauk pauk. Untuk urusan mandi, Dawari dan Mardiana bergantung pada air hujan.

Baca Juga: Datang ke Samarinda, Vokalis Debu Duet Lagu dengan Erwin dan Bagi Sembako

Isi rumah Dawari dan Mardiana

“Ada tetangga yang kasih beras dan ikan. Mandi dan masak tampung air hujan,” ujarnya.

Hampir tak tahu kehidupan luar, Dawari dan Mardiana tidak mengenal Covid-19. Mereka bahkan saling pandang saat mendengar wabah Corona.

“Semoga semua sehat."

Saat ini, yang paling dibutuhkan Dawari dan Mardiana adalah uluran tangan dari pemerintah. Tidak banyak, hanya untuk makan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Demikian juga dengan anak mereka, Dawari berharap Tuhan selalu melindungi putranya dan menjauhkan anaknya dari kemiskinan.

Baca Juga: Jual Ganja, Siswa SMK di Samarinda Ditangkap Polisi

"Semoga bisa hidup layak, banyak rejeki dan sehat semuanya," harapnya.

Load More