Scroll untuk membaca artikel
Yovanda Noni
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 10:12 WIB
Ilustrasi pengeroyokan. [ANTARA]

Petugas langsung menginjakkan kakinya ke kaki mangir dan meminta Mangir untuk tidak mengambil gambar polisi yang terlibat keributan dengan sekelompok mahasiswa.

Keduanya terlibat tarik-menarik hape milik mangir. Polisi berupaya menghabus semua gambar yang sudah diabadikan.

"Saya sudah bilang, loh kenapa pak, saya wartawan. Tapi polisi itu bilang, kamu jangan ngabil gambar kami yang begini saja (keributan) kita sama-sama capek," kata Mangir menirukan.

Yudha dan Rizki yang semula berusaha melerai, malah diancam.

Baca Juga: 4 Fakta Jurnalis Suara.com Dianiaya saat Rekam Polisi Gebuki Pendemo

“Kami sudah bilang kami wartawan. Tapi si bapak bilang, kalau kamu wartawan memang kenapa! Dia tunjuk-tunjuk dada kami menggunakan jari telunjuk dengan kuat. Kami diancam," kata Rizki.

Tidak berhenti sampai di situ, Samuel yang berniat meluruskan keadaan langsung menunjukkan Id Card Persnya. Nahas, Samuel justru langsung dijambak oleh oknum polisi lainnya.

“Pak teman saya ini wartawan pak. Tapi rambut saya dijambak. Terus ada polisi lainnya yang bilang, kamu kalau beritakan jangan maunya yang begini saja. Beritakan itu yang baik-baik, media ini cuman pintar framing saja kerjaannya," ungkapnya.

Kelimanya lantas diusir oleh satu polisi berpangkat perwira. Sambil menunjuk dia meminta keempat wartawan tersebut untuk bertatap langsung dengannya.

"Setelah itu polisi ini pergi, karena kami merasa dirugikan, jadi kita tidak turuti dan memilih pergi dari sana. Jabatannya Kanit yang dengar," lanjut Samuel.

Baca Juga: 18 Jurnalis Hilang Usai Demo Ricuh Tolak UU Cipta Kerja, Siapa Saja?

Kelima jurnalis keberatan dengan sikap kepolisian itu. Menurut mereka, hal itu sangat merugikan karena wartawan bekerja sesuai dengan undang-undang kebebasan pers.

Load More