SuaraKaltim.id - Calon ibu kota negara, Kabupaten Penajam Paser Utara menghadapi persoalan baru terkait alih fungsi lahan. Permasalahan tersebut terjadi di Kecamatan Babulu, lantaran banyak warga yang lebih memilih menanam kelapa sawit dibandingkan padi.
Persoalan tersebut dikemukakan Camat Babulu, Margono Hadi Susanto. Dia mengakui, jika hal tersebut sulit untuk dibendung.
"Persoalan alih fungsi lahan pertanian tanaman padi menjadi masalah yang dilematis," ujar ketika ditemui Antara di Penajam pada Senin (16/11/2020).
Dia mengemukakan, alasan pengalihfungsian lahan tersebut lebih disebabkan karena faktor ekonomi.
Baca Juga: Waduh, Kasus Malaria di Calon Ibu Kota Baru Tahun Ini Naik 30 Persen
"Hampir seluruh masyarakat melakukan alih fungsi lahan persawahan beralasan mempertahankan ekonomi rumah tangga," tambahnya.
Margono mengemukakan, jika menanam padi warganya membutuhkan banyak air. Pun dia mengakui, jika kendala utama pada sektor pertanian masih belum teratasi.
Masyarakat petani tidak bisa menanam padi karena kesulitan mencari sumber air untuk irigasi atau mengairi lahan pertanian tanaman padi.
Sementara menanam kelapa sawit lebih mudah perawatannya dan tahan terhadap kondisi panas saat saat musim kemarau.
Peraturan daerah menyangkut alih fungsi lahan, menurut Margono, dapat ditegakkan setelah sawah sudah secara teratur teraliri air irigasi.
Baca Juga: Warga Calon Ibu Kota Negara Diharapkan Bisa Nikmati Sambungan Gas Rumah
"Memang dilematis kalau dipaksakan tegakan aturan, masyarakat beralasan tidak bisa tanam padi karena tidak ada air," ucapnya.
Dia menyebutkan, dari total 15.000 hektare lahan persawahan potensial di Kecamatan Babulu, baru sekitar 8.000 sampai 10.000 hektare yang berfungsi secara optimal.
Selama ini pengairan lahan pertanian tanaman padi di wilayah Penajam Paser Utara menggunakan tadah hujan, dan pembangunan bendung gerak Sungai Talake Kabupaten Paser salah satu solusi sebagai sumber air irigasi lahan persawahan khususnya di wilayah Babulu. (Antara)
Berita Terkait
-
Jangan Terlena Penundaan EUDR, Aturan Diskriminatif Ini Bisa Dicontek Negara lain
-
IPOC 2024 Dua Dekade Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi Tantangan dan Peluang Global
-
IPOC 2024 Dua Dekade Mengukir Sejarah dan Menyongsong Peluang Baru di Industri Kelapa Sawit
-
Hal-Hal yang Perlu Diketahui Generasi Muda tentang Sawit: Jangan Termakan Hoaks!
-
Produksi dan Ekspor CPO di Agustus 2024 Naik 10,2 Persen, Stok Berkurang
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
Kritik Dinasti Politik di Pilgub Kaltim, DEEP: Kepentingan Publik Bisa Tersisih
-
Akmal Malik Dorong Pemerintah Daerah Dukung Produk UMKM Berau ke Pasar Nasional
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
OTT KPK Berujung Buron, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Masih dalam Pencarian
-
Netizen Kritik Debat Pilkada PPU yang Sepi Argumen, Dinilai Sekadar Formalitas