SuaraKaltim.id - Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Akhmad Sahal turut mengomentari video yang menunjukkan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab, tengah memanjatkan doa berisi keburukan.
Gus Sahal menyebut doa negatif tersebut ditujukan untuk para pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ia lantas melayangkan balasan yang cukup telak terhadap doa yang disebutkan berkonotasi negatif itu.
Baru-baru ini, sebuah video Habib Rizieq mendoakan adanya keburukan beredar di lini masa media sosial Twitter.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Polisi Belum Periksa Habib Rizieq Soal Kasus Kerumunan
Video tersebut diunggah oleh pemilik akun Fajar Alam dengan username @fajaralam9, Kamis (26/11/2020).
"Silakan didoakan dengan doa yang pernah dia ucapkan sendiri," tulis Fajar Alam memberi narasi atas penggalan video Habib Rizieq.
Dalam video berdurasi 45 detik itu, Habib Rizieq tampak sedang berorasi memanjatkan rangkaian doa yang diamini oleh para pendukungnya.
"Dibikin susah hidupnya, seretkan rezekinya, jangan berkahi nafkahnya, jangan sembuhkan penyakitnya, biar dapat penyakit yang belum ada obatnya," kata Habib Rizieq dengan entengnya.
Belum selesai, Habib Rizieq juga mendoakan agar pendukung Ahok bagi yang perempuan ditinggal nikah lagi oleh suaminya, sedangkan bagi yang laki-laki ditinggal lari oleh istrinya.
Baca Juga: Soal Tes Swab Habib Rizieq, RS Ummi: Kami Diskusi Dulu Sama Pihak Keluarga
Melalui akun Twitternya @sahaL_AS, ia memastikan kalau dalam video tersebut memang Habib Rizieq yang sedang mendoakan keburukan untuk para pendukung Ahok.
"Ini ternyata doa Rizieq untuk kaum muslim yang memilih Ahok. Mendoakan celaka terhadap sesama muslim yang beda pilihan politik, ini jahat banget," kicau sosok yang akrab disapa Gus Sahal ini.
Ia menambahkan, doa Habib Rizieq tersebut tidak perlu dibalas dengan doa yang serupa. Justru sebaliknya, kata Gus Sahal, Habib Rizieq dan keluarganya didoakan agar mendapat yang terbaik dari Tuhan.
Sepotong video tersebut langsung mendapat tanggapan dari seorang warganet yang meminta agar tidak menilai dari hanya potongannya saja.
"Entah apa isi awal sampai akhirnya yang seharusnya kita dengerin, gak cuma sepotong-sepotong terus dikomentarin," kata akun @fanny****
Saran warganet itu pun langsung mendapat jawaban tegas dari Gus Sahal.
"Full videonya udah saya lihat. Keruh, peteng dedet (gelap gulita -red)" balas Gus Sahal.
Hingga artikel ini ditayangkan, video tersebut viral dan telah dilihat hingga 18 ribu kali tayangan.
Video selengkapnya di sini.
Berita Terkait
-
Diundang Isi Ceramah ke Candi Prambanan, Pengajian Gus Miftah Tuai Pro Kontra
-
Gaya Dedi Mulyadi Hadiri Undangan Dicap Mirip Imej Jokowi dan Ahok Saat Berstatus Pejabat
-
FPI Tegaskan Tidak Ada Agenda Politik dalam Pertemuan Habib Rizieq dengan Wamenaker Noel
-
Usai Bertemu Habib Rizieq Shihab, Wamenaker Noel Jadi Ragu dengan Narasi yang Menuding FPI Radikal
-
Siapa Ustad Kalcer yang Viral Diduga Sentil RUU TNI saat 'Ceramah'? Bukan Orang Sembarangan
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
Terkini
-
Pagi-pagi Cuan, Buka Segera 3 Amplop DANA Kaget Sambil Rebahan
-
Tambahan Malam Minggu, Cek 4 Link DANA Kaget buat Traktir Teman-teman
-
TKA Mulai Diterapkan November 2025, Sasar Evaluasi Individu Siswa
-
54 Persen Lebih! Proyek Gedung PUPR IKN Bukti Komitmen PTPP
-
Penerimaan Pajak Kaltimtara Capai Rp 5,8 Triliun, Tapi Terkoreksi 24 Persen