SuaraKaltim.id - Pesta demokrasi lokal yang digelar serentak atau pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020 ternyata menjadi catatan tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. Lantaran tingginya jumlah golput yang mencapai 41 persen hingga mengakibatkan pemkot rugi hingga Rp 35 miliar.
Persoalan itu yang membuat Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi tidak habis pikir dengan minimnya partisipasi warga dalam ajang kontestasi politik lokal tersebut.
“Secara umum aman lancar, tidak ada kejadian dan cuacanya bagus. Akan tetapi yang menjadi catatan penting kita tingkat partisipasinya kurang bagu. Sayang banget, padahal cuacanya bagus sekali kemarin. Tidak terlalu panas, tidak terlalu hujan,” ujarnya seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com pada Kamis (10/12/2020).
Dia mengemukakan, angka partisipasi tersebut tidak jauh bergeser dari pilkada lima tahun sebelumnya.
Baca Juga: Angka Golput di Pilkada Balikpapan Mencapai 41 Persen
“Hampir sama dengan pilkada yang lima tahun lalu. Walaupun belum lengkap tapi sepertinya kita hanya bergerak tingkat partisipasi 60-an persen,” ujarnya.
Menurut perhitungannya, tingginya angka golput membuat pemkot merugi. Pasalnya, pemkot mengalokasikan anggaran Rp 83 miliar untuk penyelenggaraan pilkada. Jumlah total alokasi anggaran tersebut, jika dihitung berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) 443.243 maka rata-ratanya 1 suara seharga Rp 187 ribu.
Tapi kenyataannya saat hari pencoblosan, jumlah golput mencapai 200 ribu (182.780 atau 41 persen data Posko Pemenangan Rahmad Mas’ud – Thohari Azis).
“Dari segi pembiayaan rugi kita. Biaya 1 orang pemilih itu Rp 187 ribu kali golput berarti 35 miliaran. Dari tingkat partisipasi,” ujarnya.
Menurutnya, kemungkinan warga takut ke TPS karena masih Pandemi Covid-19. Soal kemungkinan sosialisasi yang kurang, Rizal menyatakan belum melihat sampai ke sana. Namun, minimnya partisipasi menjadi tanggung jawab KPU dan pemkot.
Baca Juga: Pesan Menohok yang Golput Pilkada: Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Nurani
“Saya curiga mereka takut ke TPS karena covid-19 sehingga banyak yang tidak berani ke TPS. Tapi secara umumnya (pelaksanaan) bagus. Cuma yang kurang mengembirakan tingkat partisipasi,” ujarnya
Berita Terkait
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Hasto Klaim Dapatkan Intimidasi Sejak 2023: Makin Kuat Setelah Pilkada 2024
-
Mendagri Tito Tolak Usulan Fraksi Gerindra Minta PSU Pilkada Pakai Dana Pendidikan: Kami Gak Korbankan yang Wajib
-
Minta KPU-Bawaslu Seefisien Mungkin Ajukan Anggaran PSU Pilkada, Hitung-hitungan Kemendagri Tak Sampai Rp 1 T
-
Alasan Efisiensi, KPU Tiadakan Kampanye Akbar di PSU Pilkada 2024
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Pemprov Kaltim Usulkan 4 Lokasi Sekolah Rakyat, Ini Daftarnya!
-
BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Banjir Rob di Kaltim Saat Lebaran
-
Tol IKN Beroperasi, Pemudik Roda Empat di Pelabuhan Kariangau Justru Meningkat 181 Persen
-
Arus Mudik Meningkat, 33 Bus AKAP Beroperasi dalam Sehari di Terminal Samarinda Seberang
-
Banjir Bandang di Berau, Pemprov Kaltim Salurkan Bantuan Logistik untuk Sembilan Desa Terdampak