SuaraKaltim.id - Nasib malang menghampiri para pengantar paket di Korea Selatan. Akibat beban kerja yang terlalu berat, belasan kurir sampai meninggal dunia karena kelelahan.
Demi memastikan paket sampai ke tangan penerima tepat waktu, para kurir di Korsel disebutkan dapat bekerja hingga 21 jam, setiap harinya.
Sedikitnya 15 kurir di Korea Selatan tewas arena kelelahan mengantar paket. Menyadur New York Times Rabu (16/12), mereka tumbang karena pekerjaan yang berat dan jam kerja yang terlalu panjang.
Serangkaian kematian para kurir tahun ini menyebabkan keributan nasional dan menyoroti perlindungan pekerja yang didistribusikan tidak merata. Para pengantar paket di Korea Selatan bekerja sejak subuh hingga lewat tengah malam.
Baca Juga: Satu Petugas KPPS di Surakarta Meninggal Usai Pencoblosan, Diduga Kelelahan
Jam kerja mereka disebut sebagai salah satu minggu kerja terpanjang di dunia.
India Times melaporkan seorang kurir meninggal setelah mengantarkan 400 paket dalam shift 21 jam. Pria bernama Kim Duk Yeon ini sempat mengirim pesan pada temannya dan mengeluh pekerjaannya terlalu berat.
"Ini terlalu banyak. Aku tak sanggup" katanya. Empat hari kemudian, pria 36 tahun ini ditemukan meninggal.
Penyebab kematian Kim Duk Yeon adalah kwarosa, istilah yang dipakai di Korea untuk menyebut kematian mendadak karena kerja terlalu keras. Biasanya, orang yang mengalami kwarosa mengalami serangan jantung atau stroke.
Pandemi virus corona membuat banyak orang menghindari belanja secara langsung. Sebagai alternatif, mereka akan memesan kebutuhan secara online dan hal ini membuat kurir kewalahan.
Baca Juga: Gejala Long Covid-19, Waspadai Jantung Berdebar dan Kelelahan!
BBC melaporkan kurir dipaksa mengantar paket tepat waktu dan estimasi pegiriman barang bukan lagi menjadi harian, tapi dalam hitungan jam. Jika kurir terlambat, mereka harus membayar denda.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae In angkat bicara terkait hal ini. Ia menyerukan perbaikan sistem kerja di bidang pengiriman agar para kurir bisa bekerja dengan lebih nyaman.
"Pada Agustus, Kementerian Tenaga Kerja Korea Selatan turun tangan dan mendesak perusahaan logistik utama untuk menandatangani deklarasi dan memastikan kurir mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak harus bekerja shift malam terus-menerus," serunya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
-
5 Mobil Kecil Murah di Bawah 50 Juta, Hemat Pengeluaran Cocok buat Keluarga Baru
-
Objek Diduga KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Dekat Jalur Vital Suplai Energi Bali
-
7 Mobil Bekas Murah Favorit Keluarga: Muat Banyak, Irit BBM dan Mudah Perawatan
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harganya Tembus Rp 1.901.000/Gram
Terkini
-
Ibu Rumah Tangga Jadi Motor Ekonomi: Semangat UMKM di Festival PKK 2025
-
Di Balik Rakernas PKK, Ada Perjuangan Ribuan Kader dari Pelosok Negeri
-
Dari Samarinda ke IKN: Kaltim Jawab Kepercayaan Pusat Lewat Rakernas PKK
-
Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim
-
Pemprov Kaltim Dorong Hilirisasi Batu Bara Demi Ekonomi Berkelanjutan