Scroll untuk membaca artikel
Fitri Asta Pramesti | Rima Suliastini
Rabu, 16 Desember 2020 | 19:56 WIB
Ilustrasi Paket

SuaraKaltim.id - Nasib malang menghampiri para pengantar paket di Korea Selatan. Akibat beban kerja yang terlalu berat, belasan kurir sampai meninggal dunia karena kelelahan. 

Demi memastikan paket sampai ke tangan penerima tepat waktu, para kurir di Korsel disebutkan dapat bekerja hingga 21 jam, setiap harinya.

Sedikitnya 15 kurir di Korea Selatan tewas arena kelelahan mengantar paket. Menyadur New York Times Rabu (16/12), mereka tumbang karena pekerjaan yang berat dan jam kerja yang terlalu panjang.

Serangkaian kematian para kurir tahun ini menyebabkan keributan nasional dan menyoroti perlindungan pekerja yang didistribusikan tidak merata. Para pengantar paket di Korea Selatan bekerja sejak subuh hingga lewat tengah malam.

Baca Juga: Satu Petugas KPPS di Surakarta Meninggal Usai Pencoblosan, Diduga Kelelahan

Jam kerja mereka disebut sebagai salah satu minggu kerja terpanjang di dunia.

India Times melaporkan seorang kurir meninggal setelah mengantarkan 400 paket dalam shift 21 jam. Pria bernama Kim Duk Yeon ini sempat mengirim pesan pada temannya dan mengeluh pekerjaannya terlalu berat.

"Ini terlalu banyak. Aku tak sanggup" katanya. Empat hari kemudian, pria 36 tahun ini ditemukan meninggal.

Ilustrasi kurir paket. (Pexels/Sunyu Kim)

Penyebab kematian Kim Duk Yeon adalah kwarosa, istilah yang dipakai di Korea untuk menyebut kematian mendadak karena kerja terlalu keras. Biasanya, orang yang mengalami kwarosa mengalami serangan jantung atau stroke.

Pandemi virus corona membuat banyak orang menghindari belanja secara langsung. Sebagai alternatif, mereka akan memesan kebutuhan secara online dan hal ini membuat kurir kewalahan.

Baca Juga: Gejala Long Covid-19, Waspadai Jantung Berdebar dan Kelelahan!

BBC melaporkan kurir dipaksa mengantar paket tepat waktu dan estimasi pegiriman barang bukan lagi menjadi harian, tapi dalam hitungan jam. Jika kurir terlambat, mereka harus membayar denda.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae In angkat bicara terkait hal ini. Ia menyerukan perbaikan sistem kerja di bidang pengiriman agar para kurir bisa bekerja dengan lebih nyaman.

"Pada Agustus, Kementerian Tenaga Kerja Korea Selatan turun tangan dan mendesak perusahaan logistik utama untuk menandatangani deklarasi dan memastikan kurir mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak harus bekerja shift malam terus-menerus," serunya.

Load More