Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani | Manuel Jeghesta Nainggolan
Selasa, 12 Januari 2021 | 14:08 WIB
Sebuah sepeda motor melintas di trek hujan. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraKaltim.id - Tengah mengemudikan sepeda motor melewati genangan atau aliran air selagi hujan dan tunggangan terasa mengambang atau "lepas" tanpa ada daya cengkeram di atas aspal? Berhati-hatilah, ini yang disebut sebagai gejala aquaplaning. Yaitu kondisi ban motor melewati permukaan air namun dalam keadaan mengambang atau tidak sepenuhnya menyentuh tanah.

Dalam situasi seperti itu, para pengendara motor seringkali kehilangan kendali, sehingga berujung jatuh bahkan kecelakaan.  Demikian dikutip dari kanal otomotif Suara.com, jaringan SuaraKaltim.id.

Itulah alasan aquaplaning menjadi salah satu risiko yang cukup berbahaya bagi para pengendara sepeda motor, terutama pada saat musim hujan.

Mengutip Wahana Honda, berikut faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya aquaplaning saat berkendara di musim hujan:

Baca Juga: Waspada Saat Banjir, Contohnya di Martapura Ada Reptil Suka Mampir

Contoh ban halus alias pola atau kembangannya tidak lagi mantap untuk mencengkeram permukaan jalan. (Suara.com/Cesar Uji Tawakal)

1. Berkendara dalam kecepatan tinggi

  • Mengendarai motor dalam kecepatan tinggi saat melewati genangan air sangat berpotensi memicu terjadinya aquaplaning. Untuk itu, jika berkendara di tengah hujan sebaiknya segera kurangi kecepatan dari jarak yang cukup jauh.
  • Mengingat kondisi jalanan yang basah dan licin, cengkeraman ban pada aspal akan berkurang. Sehingga membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan.

2. Ban motor yang sudah gundul atau aus

  • Ban motor yang sudah tidak prima seperti gundul atau aus adalah sumber bahaya. Akibat ban motor yang sudah rusak ini, kekuatannya untuk memecah genangan air pun tidak akan maksimal.
  • Risiko terjadinya aquaplaning juga akan jauh lebih besar. Pastikan sebelum berkendara mengecek terlebih dahulu kondisi ban motor.

3. Desain telapak ban motor yang tidak sesuai

  • Bagi sebagian orang, desain ban motor hanya dianggap sebagai nilai estetika semata. Padahal di balik motif, pola, atau kembangan ban, terdapat fungsi khusus.
  • Corak atau motif pada permukaan ban dibuat bertujuan sebagai saluran pembuangan air pada saat kendaraan melewati jalanan yang basah atau berair.
  • Dengan motif atau pola alias kembangan ini, kendaraan akan lebih mudah saat bermanuver melewati jalanan yang digenangi air tanpa harus takut terhadap risiko ban menjadi licin.
  • Motif ban yang cocok untuk digunakan pada saat musim hujan adalah pola dengan banyak alur.

4. Tekanan angin pada ban motor yang kurang

  • Kurangnya tekanan angin pada ban motor juga bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya aquaplaning. Hal ini dikarenakan pada saat melewati jalanan yang basah, cengkeraman ban pada aspal akan berkurang dan tidak sekuat saat melintasi jalanan yang kering.
  • Akibatnya, risiko aquaplaning akan menjadi lebih besar jika berkendara dengan motor yang memiliki ban bertekanan angin rendah.

Baca Juga: Target Volvo Cars 2025: Garap BEV 50 Persen, Sisanya Hybrid

Load More