SuaraKaltim.id - Nasib mujur warga Desa Sumurgeneng, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Mendadak menjadi miliarder usai mendapat pembebasan lahan untuk kilang minyak grass root refinery, dengan uang kompensasi mulai dari Rp 8 hingga 26 miliar. Hingga akhirnya Desa Sumurgeneng disebut Kampung Miliarder. Hal itu sangat berbeda jauh dengan nasib warga Ambarawang Darat, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Hal itu dialami warga dalam proses Pembangunan Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Makogamwilhan) II Mabes TNI dan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodam VI Mulawarman di Ambarawang Darat, Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Markas dibangun di atas lahan sekitar 50 hektar. Ditarget mulai ditempati tahun 2022.
Namun dalam proses pembebasan lahan belum menemukan titik temu. Sebagian warga yang terdampak pembangunan, belum melepas lahannya karena tanah per meter hanya dihargai Rp 15.000. Tawaran tersebut dianggap tak sesuai.
"Saat ini warga masih tinggal dirumah masing-masing,"kata Winda Kurniawati mewakili kedua orang tuanya, salah satu warga terdampak dikonfirmasi, Minggu (14/03/2021) lalu.
Disebutkan ada 18 KK (kepala keluarga) yang masih mempertahankan lahannya. Sebagian lainya sudah melepas.
Rumah orangtua Winda menjadi salah satu prioritas mendapat ganti rugi, sebab lokasinya berada di lokasi yang direncanakan sebagai pintu masuk menuju Makogamwilhan.
Khusus untuk orangtua Winda, Tim Satgas TNI sudah menyediakan rumah pengganti di atas lahan seluas 600 meter persegi sebagai tukar guling.
"Tawaran itu kita terima," kata Winda.
Baca Juga: Akhirnya, Ada Kesepakatan Ganti Rugi Lahan Bandara Sukadana
Hanya, dirinya meminta agar sisa lahan dari setengah hektar yang dimiliki orantuanya juga diganti. Sebab akan dijadikan tempat usaha.
“Lahan rumah yang diganti itu luas 600 meter persegi. Sementara kami punya lahan setengah hektare dengan bukti surat segel. Sisanya kami ingin diganti," ungkap Winda.
Selain rumah, TNI sudah mengganti kandang ayam milik orangtua Winda senilai Rp 100 juta. Saat ini Winda bersama orangtuanya dan TNI masih bernegosiasi perihal pergantian sisa tanah seluas setengah hectare itu.
Masih menurut penuturan Winda, TNI menawarkan opsi ganti uang sisa lahan itu dengan harga Rp 15.000 per meter namun ditolak. Winda dan orangtuanya menginginkan diganti lahan untuk melanjutkan usaha ayam.
Opsi tukar guling lahan dan bangunan warga oleh TNI sudah disepakati sejak diadakan pertemuan bersama di kantor Kelurahan Samboja pekan lalu.
Pada umumnya masyarakat tidak menolak pembangunan. Mereka hanya meminta ganti rugi yang layak.
Berita Terkait
-
Akhirnya, Ada Kesepakatan Ganti Rugi Lahan Bandara Sukadana
-
Masih Pemula Belajar Mengemudi, 15 Mobil Warga Kampung Miliarder Rusak
-
Begini Kata Bupati Tuban Tanggapi 225 Warganya Jadi Miliarder
-
Gegara Belum Jago Nyetir, 15 Mobil Baru di Kampung Miliarder Masuk Bengkel
-
Aktivitas Marketing di Kampung Miliarder Buat Resah Warga, Desa Lakukan Ini
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Lima Pemuda Diamankan Usai Viral Tunggangi Penyu di Derawan
-
Bulog Pastikan Stok Beras Samarinda Aman hingga Akhir Tahun
-
IKN dalam Ancaman Narkoba? Polres PPU Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Pengedar
-
Harga Sawit Naik, Petani Kaltim Nikmati Hasil Panen Lebih Manis
-
662 Kasus Kekerasan Tercatat di Kaltim, Mayoritas Korbannya Anak