Scroll untuk membaca artikel
Sapri Maulana
Senin, 10 Mei 2021 | 15:03 WIB
Ilustrasi vaksin AstraZeneca (Kolase foto/Unsplash/dok. istimewa)

SuaraKaltim.id - Seseorang yang berusia 30 tahun disarankan agar suntik vaksin AstraZeneca guna melindungi dari virus Corona. Namun sekarang vaksin tersebut tidak diperuntukkan lagi untuk orang yang berusia di bawah 40 tahun.

Aturan terbaru ini khusus bagi orang usia dibawah 40 tahun agar menggunakan suntikan vaksin Moderna dan Pfizer untuk alternatif pengganti.

AstraZeneca ini sempat ditawarkan untuk suntikan alternatif bagi seseorang yang berusia dibawah 30 tahun. Hal ini karena ada beberapa kasus terkait pembekuan darah langka.

Pasalnya, di Inggris sudah tercatat sebanyak 242 pembekuan darah dan kematian hingga 49 orang yang disuntik oleh vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Pria 21 Tahun Meninggal Dunia Usai Divaksin AstraZeneca, Ini Kata Kemenkes

Namun setelah menganalisis kasus tersebut, risiko pembekuan darah lebih tinggi pada seseorang yang berusia masih muda.

Karena tingkat infeksi virus Covid-19 tidak terkendali, maka pihaknya juga menyarankan bahwa orang dewasa yang berusia hingga 39 tahun tanpa ada riwayat penyakit serius agar menerima suntikan AstraZeneca.

Saran tersebut sesuai karena kondisi di Inggris sedang menghadapi ada lonjakan varian baru virus Corona. Jadi, mereka berpikir jangan menunda untuk suntikan vaksin.

Ada sebanyak 141 perempuan dan 100 lelaki usia 18 sampai 93 tahun tidak mengalami pembekuan darah. Kasus ini juga terjadi pada seseorang yang tidak diketahui apa jenis kelaminnya.

Selain itu, ada sebanyak 6 kasus pembekuan darah yang dilaporkan usai suntikan kedua saat vaksin AstraZeneca. Maka vaksin ini tidak diperuntukkan lagi untuk orang usia dibawah 40 tahun.

Baca Juga: Kota Malang Terima 100.000 Dosis Vaksin Astrazeneca

"Keselamatan tetap menjadi prioritas kami nomor satu. Kami terus memantau keseimbangan antara manfaat dan risiko vaksin Covid19, dengan mengingat tingkat kejadian pembekuan darah langka dan jumlah trombosit rendah setelah vaksinasi di Inggris," kata Profesor Wei Shen Lim, ketua COVID-19 untuk JCVI dikutip dari Express.

Load More