SuaraKaltim.id - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri akhirnya menanggapi nyinyiran masyarakat yang menyebut dirinya memuji diri sendiri pada karya ilmiah untuk memperoleh gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
Menurut Megawati, dirinya sudah kenyang untuk merasa 'besar'. Dia mengatakan bahwa sejak bayi sudah mendapatkan hak istimewa karena sang ayahnya adalah Presiden ke-1 RI, Ir. Soekarno. Kelahiran dirinya pada 1947 silam bahkan diumumkan melalui kementerian yang kini disebut Kominfo.
Hal itu diceritakan Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI yang disiarkan melalui YouTube Unhan Official, Jumat (11/6/2021).
"Ada pengumunan kan dulu kan presiden dibilang paduka yang mulia, dari paduka mulia Doktor Insinyur Soekarno telah lahir bla, bla, bla. Terus saya sudah langsung dijaga kan, (padahal) masih bayi, loh," kata Megawati.
Mendapatkan hak istimewa sedari lahir, membuat dirinya berbeda dengan anak-anak lainnya. Sampai ketika ia dewasa pun berhasil dalam jalur politik hingga menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Sehingga Megawati merasa saat ini sudah tidak perlu lagi untuk menjadi orang 'sok'. Terlebih ketika ia menulis karya ilmiah tentang keberhasilannya saat memimpin Tanah Air dari keterpurukan era Orde Baru.
"Jadi kan kalau dipikir ada yang bilang saya mau muji-muji diri saya, mau sok-sokan lah, sudah opo yo? Sudah wareg, sudah kenyang. Jadi presiden sudah, anak presiden sudah, alhamdulillah."
Karya Ilmiah Megawati Dianggap Norak
Pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Prof Sulfikar Amir turut mengomentari tulisan ilmiah Megawati yang menjadi obrolan hangat pengguna media sosial lantaran dianggap memuji diri sendiri.
Baca Juga: Kena Nyinyir Muji Diri Sendiri, Megawati: Sudah Wareg!
Menurut Sulfikar, tidak ada yang salah dalam membuat tulisan soal diri sendiri dalam dunia akademik meskipun harus memahami caranya.
Tulisan ilmiah Megawati itu berjudul “Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multidimensi, 2001-2004”. Tulisan tersebut dikirimkan ke Jurnal Pertahanan dan Bela Negara volume 11, Nomor 1 tahun 2021 milik Universitas Pertahanan.
Dalam tulisan ilmiahnya, Megawati menuliskan bagaimana dirinya bisa mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi negara dalam waktu singkat. Itu ditulisnya berdasarkan pengalaman menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Jadi gini, menulis paper tentang pengalaman diri sendiri itu sah dalam dunia akademik," kata Sulfikar melalui akun Twitternya @sociotalker seperti yang dilihat Suara.com, Rabu (9/6/2021).
Kendati menganggap wajar, menurutnya Megawati mesti memahami caranya supaya tulisan ilmiah tersebut tidak terlalu kentara seperti memuji diri sendiri.
"Tapi ada caranya agar tidak terjebak self-praising yang norak," sebutnya.
Sulfikar lantas memperlihatkan tulisan ilmiah serupa. Kata ia, tulisan itu menjadi contoh apabila dirinya menjadi penulis bayangan dalam tulisan ilmiah Megawati.
"Sorry kalau kurang nendang karena ditulis dalam 10 menit," ucap Sulfikar.
Tulisan ilmiah versi Sulfikar diberi judul Unifying The Archipelago in Trying Times dengan sub judul Self Reflective Thoughts on The Role of Leadership in Enhancing National Ideology and Integrity in Indonesia.
Dalam abstraknya, tertulis bagaimana Megawati menceritakan upayanya dalam menyelamatkan krisis negara pada 2000 melalui kebijakan-kebijakan yang ia ciptakan.
"Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya sebagai kepala negara pada masa-masa sulit di awal tahun 2000 ketika Indonesia diprediksi akan mengakhiri sejarahnya," berikut contoh tulisan dalam abstrak yang dibuat Sulfikar.
Sementara, tulisan yang dibuat Megawati terlalu memperlihatkan upaya untuk memuji diri sendiri. Semisal kalimat yang digarisbawahi Sulfikar, "Walaupun dalam masa pemerintahan yang relatif singkat, kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri berhasil mengatasi sebagian besar krisis multidimensi." (Suara.com)
Berita Terkait
-
Megawati Dianggap Sukses Kuasai Panggung Politik, Prof. Koh: Peran Pentingnya Menonjol
-
Rektor Universitas Negeri Padang Sebut Megawati Pantas Dapat Gelar Profesor
-
Guru Besar UNP: Gelar Profesor Kehormatan Pantas Diberikan ke Megawati
-
Dicorat-coret, Profesor Ini Ajari Megawati Bikin Karya Ilmiah Biar Gak Norak
-
Puan Maharani: Saya Enggak Pernah Bisikin Ketua Umum PDIP Soal Urusan Partai
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi