SuaraKaltim.id - Dugaan pemalsuan hasil pemeriksaan laboratorium PCR tes Covid-19 dibongkar petugas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab (RSUD AW) Sjahranie. Perisitiwa tersebut terbongkar saat petugas curiga melihat kondisi pasien yang datang ke rumah sakit tersebut pada Rabu (30/6/2021).
Direktur RSUD AW Sjahranie dr David Hariyadi Mashjoer mengemukakan, ketika datang, warga yang membawa hasil tes PCR negatif sudah seperti pasien Covid-19. Lantaran curiga, petugas memeriksa hasil laboratorium yang diterbitkan dari Labkes Kaltim.
“Hasilnya negatif, (namun) ketika barcode discan ternyata positif. Sehingga, pasien itu langsung ditangani dengan standar penanganan Covid-19,” katanya seperti dilansir Kaltimtoday.co-jaringan Suara.com pada Kamis (1/7/2021).
Dia mengemukakan, tindakan memalsukan hasil tes PCR tersebut sangat berbahaya, karena tenaga kesehatan dan orang-orang yang berinteraksi bisa tertular Covid-19 yang semakin cepat penyebarannya.
Baca Juga: Positif Covid-19 9 Penumpang Lion Air dan Citilink Terbang ke Kalbar, 2 Pakai PCR Palsu
“Upaya pasien tidak mengakui terpapar Covid-19 in bisa saja menulari pasien lainnya yang sedang dalam perawatan,” katanya.
RSUD AW Syahrani sendiri sebenarnya memiliki SOP dalam penangangan pasien di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya, pasien harus mengantongi surat dan akan dilakukan pemeriksaan terlebih dulu, jika ada gejala Covid-19.
Sementara itu, pasien yang bersangkutan sedang dalam perawatan Covid-19.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal meminta semua rumah sakit untuk lebih teliti lagi dalam persoalan ini. Dia mengaku mendapatkan laporan langsung dari Direktur RSUD AW Syahrani dr David Hariadi Mansjhoer tersebut.
Dia menilai, hal tersebut sangat membahayakan tenaga kesehatan yang melayani.
Baca Juga: Tiga WNI Pengguna Surat PCR Palsu di Batam Positif Covid-19
“Entah apa maksud pasien tersebut, tapi memanipulasi data ini sangat membahayakan nakes di rumah sakit dan orang-orang di sekitarnya,” ujarnya.
Dia berharap kejadian tersebut bisa menjadi pembelajaran semua fasilitas kesehatan di Kaltim.
“Ricek dari barcode yang ada sudah cukup akurat melihat hasil yang sebenarnya, pengalaman ini bisa saja nanti dibuat standar untuk hasil laboratorium wajib dilengkapi barcode,” ujarnya.
Pun dia juga menyebut, pemalsuan hasil tes Covid-19 bisa menjadi masalah hukum karena telah merugikan banyak pihak.
Berita Terkait
-
Dharma Pongrekun: Mengapa Tes PCR Harus Dicolok-colok ke Hidung?
-
Diduga Terkait Korupsi, Rumah Awang Faroek di Samarinda Digeledah KPK
-
Intip Rekomendasi Oleh-oleh Khas Kaltim di Gelaran MTQ Nasional 2024
-
Nekat Dekati Jokowi, Mahasiswa Hukum di Samarinda Kena Bogem Paspampres
-
Jokowi: MTQ Nasional XXX Ajang Sempurnakan Akhlak Bangsa
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
Terkini
-
Dinasti Politik Warnai Pilgub Kaltim, DEEP Imbau Masyarakat untuk Bijak Memilih
-
Kemendagri Dorong Kerja Sama Pentahelix untuk Sukseskan Pembangunan IKN di Kaltim
-
Isran Noor dan Hadi Mulyadi Mendominasi Elektabilitas Pilkada Kaltim, Menang Jauh dari Rival
-
Museum Mulawarman Kaltim Masuk Nominasi dan Raih Penghargaan Museum Lestari
-
Survei Cyrus: Rudy-Seno Unggul Elektabilitas 54,2%, Tren Dukungan untuk Isran-Hadi Menurun