SuaraKaltim.id - Pemerintah berencana membeli alat utama sistem senjata (Alutsista). Namun, Alutsista itu tidak langsung jadi, tapi harus menunggu beberapa tahun.
Membeli senjata, kata dia, tidak seperti berbelanja di supermarket yang tinggal datang, beli, barang dikirim. Ia meyakinkan kalau tidak ada alat perang yang dibeli langsung datang.
Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat menjadi keynote speech pada webinar bertajuk ‘Optimalisasi Industri Pertahanan Dalam Konteks Kepentingan Nasional RI di Abad 21’ yang diselenggarakan Jumat, 9 Juli 2021.
"Tidak ada alat perang yang kita bisa beli langsung, tidak ada," katanya, dikutip dari terkini.di, jejaring media suara.com, Sabtu (10/07/2021).
Baca Juga: Viral Stand-up Comedy Prabowo Soal Utang, Warganet Ramai-Ramai Jadi Juri
Ia pun menyinggung alat alutsista yang rencana ingin dibeli pemerintah. Prabowo mengatakan bahwa senjata alutsista tersebut proses pembeliannya tidak cepat.
"Kita beli hari ini tanda tangan kontrak, datangnya 6 tahun lagi. Pesawat pertama mungkin bisa datang tiga tahun, kemudian seterusnya," ujarnya.
"Jadi kita mungkin baru punya satu atau dua skadron setelah enam tahun. Nah sekarang sampai enam tahun bagaimana kita hadapi kalau ada ancaman?" terang Prabowo.
Meskipun begitu, Ia melanjutkan, Indonesia harus banyak belajar dari sejarah di masa penjajahan. Apabila bangsa ingin damai dan tentram, maka di lain hal harus siap berperang.
"Jika menghendaki damai kita harus siap perang, kalau terjadi perang kita tidak bisa buru-buru ke supermarket untuk beli alat perang," ucap Prabowo.
Baca Juga: Pakar Kritik Cara Pemerintah Tangani Wabah Covid-19: Kurangi Biaya Perjalanan Dinas!
Ia lalu berharap agar ke depannya tidak terjadi perang dadakan atau invansi di Indonesia.
"Kita berharap tidak terjadi ancaman. Kita berdoa tidak terjadi invasi. Tapi para perancang negara, terutama mereka-mereka yang diberi tanggung jawab di bidang pertahanan dan keamanan, kita tidak bisa menyusun kebijakan berdasar harapan," pungkasnya.
"Kita tidak bisa menyusun rencana berdasar doa. Doa perlu, tapi rencana tidak bisa didasarkan atas doa dan harapan," kata Prabowo.
Berita Terkait
-
Bocorkan Hasil Lawatan Prabowo ke China, KSAL Sebut Ada Rencana Pembelian Alutsista
-
TNI-AD Berencana Beli Sistem Mortar 120 mm Terbaru, Ini Spesifikasinya!
-
Besok Konser HUT Bhayangkara ke-78 di Monas Dijaga Ketat Ribuan Aparat, Kapolres Jakpus: Awas Copet!
-
Pro Kontra Rencana Prabowo Tampung Anak Palestina: Urus Indonesia Dulu!
-
Diposting Akun Kemenhan, Ini Profil Pesawat Tanker KC-130B Milik TNI-AU
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Hibah $7,6 Juta dari AS untuk Wujudkan Pusat Komando di IKN
-
Pilkada Serentak Kaltim, Milenial dan Gen Z Diharapkan Jadi Penentu Arah Baru
-
Klarifikasi 4 Lurah Terkait Bimtek, Polisi Bontang Pastikan Penyelidikan Berlanjut
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS