SuaraKaltim.id - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terpantau telah mengembalikan sembilan unit pesawat milik perusahaan persewaan (lessor), Aercap Ireland Limited (Aercap).
Hal tersebut terpantau dari aplikasi flightradar24. Kesembilan pesawat itu seluruhnya jenis Boeing 737-800 NG. Masing-masing pesawat itu dengan nomor registrasi PK-GNV, PK-GNU, PK-GNS, PK-GNP, PK-GNO, PK-GNK, PK-GNJ, PK-GNH, dan PK-GND.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun membenarkan hal tersebut, menurut dia ini merupakan hasil kesepakatan bersama.
"Hasil kesepakatan dengan lessor Aercap," kata Irfan saat dihubungi Suara.com, Jumat (6/8/2021).
Pengembalian pesawat ini dilakukan Garuda di tengah kondisi keuangan perseroan yang sedang kritis.
Tercatat utang perusahaan penerbangan plat merah tersebut sebesar Rp 70 triliun. Tak hanya itu, Garuda juga sedang dihadapi kasus gagal bayar sukuk global senilai 500 juta dolar yang seharusnya jatuh tempo pada 3 Juni 2021 lalu.
Dikutip dari keterbukaan informasi yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Aercap sempat mendaftarkan gugatan pailit ke Garuda Indonesia. Tapi gugatan itu dicabut, sehingga kemudian kedua belah pihak menandatangani kesepakatan Global Side Letter Agreement (Global Site Letter).
Meski mengembalikan sembilan armadanya, Irfan memastikan bahwa tindakan tersebut tidak akan mengganggu operasional penerbangan domestik saat ini. "Aman," singkat Irfan.
Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) boleh dibilang diujung tanduk, pasalnya arus kas perusahaan dalam kondisi yang negatif, tak hanya itu jumlah utang yang saat ini jumlahnya mencapai Rp 70 triliun terus membengkak.
Baca Juga: Garuda Indonesia dan Lion Air Batalkan Penerbangan Makassar - Gorontalo
Orang Yang Mesti Disalahkan
Sebelumnya Irfan mengaku menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kondisi kinerja keuangan Garuda saat ini.
"Kalau anda ingin mencari siapa yang salah, saya tidak menyarankan anda menyalahkan pemerintah, para pemegang saham, komisaris atau siapapun atasan anda. Tapi sayalah yang salah," kata Irfan dalam pemaparan kepada seluruh karyawan Garuda Indonesia, Mei 2021 lalu.
Irfan mengungkapkan sebagai seorang yang ditunjuk dan dibayar oleh negara untuk memimpin dan membawa Garuda terbang tinggi, dirinya adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan kondisi Garuda Indonesia saat ini.
Irfan mengatakan hingga saat ini utang maskapai plat merah ini telah mencapai Rp 70 triliun. Utang tersebut terus bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya, karena ketidakmampuan perseroan untuk membayar.
Pada bulan Mei kata dia, merupakan bulan dengan kinerja terburuk buat Garuda. Pasalnya Irfan mengatakan pendapatan perseroan diprediksi hanya 56 juta dolar AS, sementara biaya operasional perbulannya mencapai 56 juta dolar AS untuk sewa pesawat, perawatan 20 juta dolar AS hingga bayar pegawai yang mencapai 20 juta dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Hetifah Tekankan Pentingnya Satgas Anti-Kekerasan di Perguruan Tinggi
-
Hilirisasi Mineral dan Batubara Jadi Fokus Laporan Bahlil ke Prabowo
-
Bahlil Lahadalia Santai Tanggapi Teguran Menteri oleh Presiden Prabowo
-
Teddy Indra Wijaya Dinilai Jadi Penghubung Kunci antara Presiden dan Rakyat
-
Dua Sosok yang Paling Disorot di Kabinet Prabowo: Purbaya dan Teddy