SuaraKaltim.id - Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Kesadaran masyarakat mengonsumsi obat herbal, bisa dijadikan peluang bisnis, untuk mendapatkan untung besar.
Seperti produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Balikpapan ini, Latitaka Borneo namanya. Produk ini menjual herbal racikan asli dari tanah Kalimantan.
Di bimbing Pertamina, produk tersebut berhasil menembus pasar internasional, yakni Turki. Tepatnya di Juli lalu. Herbal racikan anak daerah itu dijual di sebuah restaurant bernama Kuscu Konak & Café di Safranbolu.
Bertempat di Kelurahan Gunung Bahagia. tiap hari mereka memproduksi herbal khas Suku Dayak dengan bahan baku dari alam. Mulai dari akar kuning, pasak bumi, akar tembelekar dan beberapa herbal khas Dayak lainnya.
Berbagai bahan herbal ini diracik dan dikemas dengan mengutamakan higienitas. Sehingga bermanfaat sebagai obat maupun terapi untuk beberapa penyakit seperti nyeri, flu, batuk, imunitas tubuh, vitalitas, kesehatan kulit, kanker, dan hepatitis.
Pemilik Latitaka Borneo adalah Mei Christy. Dia menyebut, ketekunan, keuletan dan jaringan komunikasi yang luas dibutuhkan bagi sebuah UMKM.
Meski terbilang baru bergabung dengan Program Kemitraan Pertamina, namun dia merasa produk-produknya menjadi lebih berkembang.
"Dampaknya langsung kami rasakan. Sampai produk kami sampai Ke Turki, semua ini berkat Pertamina,” ungkapnya, dikutip dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis (26/8/2021).
Sebelum berhasil menembus pasar negara akbar di daerah Eurasia itu, dia mengaku mengikuti promosi sesama pelaku UMKM dalam kelas Sekolah Ekspor Indonesia. Pendeknya, salah satu anggota yang berdomisili di Turki mengaku tertarik dengan produk herbal gula merah yang ditawarkan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kaltim Dibawah Angka 1.000, 2 Kota Tidak Menyumbangkan Kasus Meninggal
“Kebutuhan gula merah sendiri dipasok ke Turki dari negara-negara Asia, salah satunya Indonesia. Selain gula merah, mereka juga meminta produk herbal kami untuk gangguan insomnia yang berupakan penyakit dengan persentase besar di Republik Turki. Dan memang baru-baru ini kami juga sudah launching produk herbal khusus untuk gangguan insomnia,” terangnya.
Nama Latatika sendiri berasal dari bahasa daerah Suku Dayak Paser. Lati yang berarti hutan dan taka yang artinya kita. Jika digabungkan menjadi 'hutan kita'.
Hingga kini, produk herbal tersebut mempekerjakan pemuda dan pemudi asli Kalimantan. Sekaligus sebagai upaya menggerakkan ekonomi di sekitar rumah produksi.
Tak hanya itu, produk herbal ini juga mendukung pelestarian hutan adat di kawasan Long Gelang Kabupaten Paser. Serta pendidikan bagi anak-anak Dayak yang kurang mampu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!