Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 26 Agustus 2021 | 14:10 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, Muhammad Rasyid. [Presisi.co]

Untuk diketahui, vaksinasi yang akan disuntikkan kepada 6000 masyarakat bukanlah vaksin moderna, melainkan vaksin AstraZeneca.

Kepala Umum BPIC Kaltim, Awang Dharma Bakti mengatakan, awalnya pihak Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda menjanjikan akan memakai vaksin moderna. Namun, tiba-tiba ada informasi bahwa vaksin di islamic menggunakan vaksin AstraZeneca.

"Saya dapat info dari staff saya, ternyata vaksin yang dipakai astrazeneca bukan moderna. Padahal kan sudah ada fatwanya bahwa vaksin astrazeneca itu mengandung babi," ungkapnya, Selasa (24/8).

Setelah mendapatkan informasi tersebut, dirinya langsung menghubungi Wali Kota Samarinda, Andi Harun dan Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, terkait vaksin astrazeneca yang dikirimkan bukan moderna.

Baca Juga: Kasus Muhammad Kece: MUI Minta Warga Jangan Terprovokasi, Polisi Tak Main-main

Bahkan dirinya langsung mengirim surat fatwa tersebut kepada Wali Kota Samarinda dan Wakil Gubernur Kaltim.

"Jadi alasan kami menolak vaksin ini karena itu haram, kalau suntiknya vaksin Moderna ya kita gak papa. Tapi kalau AstraZeneca ini sudah ada pernyataannya bahwa ini haram," pungkasnya.

Load More