Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 06 September 2021 | 17:44 WIB
Suasana pemakaman Awang Ferdian Hidayat di pemakaman Kelurahan Sukarame, Tenggarong. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Jenazah Awang Ferdian Hidayat telah dimakamkan di kuburan muslim yang berada di Kelurahan Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).

Pemakaman itu dilakukan tadi pagi. Dimana jenazah diberangkatkan dari kediamannya yang berada di Jalan Basuki Rahmat nomor 23, langsung ke Tenggarong pukul 10.00 Wita tadi.

Seusai pemakaman, adik kandung almarhum, Dayang Donna Faroek mengatakan tempat dimana kakaknya dimakamkan ini merupakan tempat pemakaman keluarga. Dia menyebut, seluruh keluarganya mulai dari kakek, saudara hingga keponakan keluarga besar dimakamkan di pemakaman tersebut.

“Disini karena pemakaman keluarga, disini ada orangtuanya bapak Awang Faroek Ishak, ada saudaranya semua sama keponakan. Kalau bapak (Awang Faroek Ishak) juga sudah nyiapkan disini, nisannya sudah disiapkan dari tahun lalu,” katanya dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (6/9/2021).

Baca Juga: Mahkamah Golkar Terbitkan Penjelasan Hukum, Kuasa Hukum Makmur HAPK: Tidak Boleh

Dirinya bercerita, selama almarhum hidup, dia menjadikan sang kakak itu sebagai panutan. Sebab, kakaknya itu dikenal sangat baik di mata keluarga besar.

Baginya, sang kakak juga sosok yang rendah hati. Saat berjumpa dengan orang pasti senyum dan santun.

“Itu yang saya gak bisa lupain dari beliau,” kenangnya.

Dia mengaku, sangat dekat dengan sang kakak. Bahkan keduanya lahir di bulan yang sama, yakni April. DIa juga menceritakan, setelah sang kakak lahir, dua bulan setelahnya sang ibu mengandung dirinya. Tanggal lahir keduanya sangat dekat. Almarhum Awang Ferdi di 3 April, dirinya di 10 April.

Dia membeberkan, selama ini sang kakak menggunakan alat pemacu jantung. Sehingga jika terjadi serangn jantung, alat tersebut bisa membantu. 

Baca Juga: CEK FAKTA: Jokowi Bisa Jual Separuh Pulau Kaltim untuk Ibu Kota Negara Baru?

Penggunaan alat tersebut juga butuh perhatian untuk mengisi daya baterai. Seperti lima tahun sekali harus rutin diisi ulang dayanya.

“Mungkin karena pandemi ini kan sekitar 1,5 tahun, dia gak ada berangkat ke Jakarta. Nah, seharusnya alat itu di charge, mungkin alat itu sudah tidak berfungsi,” jelasnya.

Ketika menyampaaikan kabar duka tersebut kepada kedua orang tuanya, yakni Awang Faroek Ishak dan Ence Amelia Suharni, dijelaskan olehnya bahwa kedua orang tua nampak tegar mendengar kabar tersebut.

Dia menyampaikan kedua orang tuanya berusaha untuk sabar dan ikhlas atas kepergian almarhum. Mereka juga sudah mengetahui bahwa anak sulungnya memang memiliki riwayat penyakit bawaan.

“Bapak dan ibu cukup tegar, mungkin ini sudah ketetapan Allah SWT,” pungkasnya.

Load More