SuaraKaltim.id - Kampung Adat Kutai Kelurahan Guntung menggelar prosesi adat Besawai dan Bepelas, selama 4 hari. Acara adat itu berlangsung dari Minggu (10/10/2021) hingga Kamis (14/10/2021) nanti. Prosesi adat tersebut ialah rangkaian Erau Pelas Benua yang secara sederhana dilakukan masyarakat Adat Kutai di Kelurahan Guntung.
Sudah 2 tahun terakhir, kegiatan kebudayaan khas Guntung ini absen lantaran pandemi. Tahun ini, gelaran digelar sederhana. Di momentum kali ini, hanya ada dua kegiatan yang diselenggarakan, yaitu Besawai dan Bepelas saja karena keterbatasan situasi akibat Covid-19.
Ketua Dewan Adat Kutai Bontang, Abdul Hamid menjelaskan, Besawai memiliki arti, tidak kedengaran atau ghaib. Prosesi komunikasi bersama roh leluhur yang dilakukan oleh tetua adat Kutai. Dengan kata lain, komunikasi antara leluhur dengan tetua adat dalam lingkaran terbatas. Tidak boleh semua orang tau bagaimana proses komunikasi tetua adat dengan para leluhurnya.
Kendati demikian, Hamid, mengaku kegiatan itu semata-mata melestarikan adat. Selain itu, juga mengenalkan budaya Kutai ke warga.
"Tidak memiliki nuansa syirik atau menduakan agama. Hanya prosesi adat dalam mengingat budaya para leluhur saja," kata Hamid dikutip dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Senin (11/10/2021).
Hamid melanjutkan, kegiatan Bepelas bertujuan untuk bersih-bersih kampung dari roh jahat. Di dalam agenda ini, ditandai dengan kegiatan tari-tarian dan berkeliling kampung. Dalam agenda ini juga, ada juga ritual kurban hewan yang darahnya akan di percikan ke bumi. Kata Hamid, adat ini bermakna wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan dan rezeki melalui bumi.
Lagi-lagi, Hamid menegaskan, seluruh prosesi ini merupakan agenda adat semata. Diharapkan melalui ritual seperti ini, bis melanggengkan budaya Kutai di Bontang. Sebelum pandemi, rangkaian Adat Erau Pelas Benua harusnya ditutup dengan prosesi Belimbur yang artinya kembali ke fitrah atau bersenang-senang. Kegiatan yang biasanya ditandai dengan bersiram-siram air itu ditiadakan.
"Namun, prosesi itu tidak dilakukan pada tahun ini. Karena akan mengundang banyak orang dan bisa menimbulkan kerumunan," pungkasnya.
Baca Juga: Angel Lelga Cerita Pengalaman Ikut Acara Adat Ambon
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Anggaran Rp 2,7 Triliun Jadi Momentum Percepatan Sertifikasi Guru Madrasah
-
DPR Dukung Langkah Purbaya Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal
-
Viktor Laiskodat Dukung Rencana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Pemda Diminta Aktif Cek Suplai dan Distribusi untuk Antisipasi Inflasi
-
Suara dari Jalanan: Aktivis 98 Sebut Perpres Ojol Jawaban Aspirasi Pengemudi