SuaraKaltim.id - Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Rinjani Kusuma angkat bicara terkait matinya lampu lalu lintas yang tersebar di sejumlah titik di Kota Samarinda pada Sabtu (16/10/2021) sekira pukul 11.20 Wita. Akibatnya, pola berkendara masyarakat terpantau semerawut.
Dari pantauan, sejumlah lampu lalu lintas yang mati ada di wilayah Jalan Pahlawan, Samarinda Ulu. Kemudian di Jalan Awang Long, Pasar Pagi.
"Kalau itu trouble, ada yang hidup itu (warna lampunya). Ya artinya menunggu listrik hidup lagi," ujarnya disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Senin (18/10/2021).
Disinggung mengenai petugas Dishub yang tak terlihat di lapangan, dia menyebut itu bukan merupakan ranahnya. Dia mengaku, hanya membidangi sarana dan prasarana saja.
Kendati secara wewenang, harusnya petugas Dishub terdapat di simpang-simpang lampu lalu lintas yang mengalami masalah.
"Petugas akan geser ke lokasi," lanjutnya.
Sementara itu, dia membeberkan, umur lampu lalu lintas yang ada di Kota Tepian sejatinya sudah jauh dari kapasitas. Pada umumnya, lampu lalu lintas tersebut dapat bekerja optimal selama 5 tahun saja.
Sementara lampu lalu lintas yang saat ini terpasang di ruas-ruas jalan usianya sudah melebih itu. Alias sudah 9 tahun.
"Bahkan ada yang sudah 10 hingga 12 tahun," bebernya.
Baca Juga: Datangi Konsesi PT Tiara Bara Borneo, Ini Hasil yang Didapatkan Komisi III DPRD Samarinda
Akan hal tersebut, ia menuturkan pihaknya telah mengajukan rencana perbaikan lampu lalulintas dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2021.
"Senilai Rp 1,9 miliar diajukan dalam APBD-Perubahan 2021. Tapi itu masih belum pasti, karena kami masih menunggu data lebih rinci lagi," tuturnya.
Rencananya, dari anggaran yang diajukan tersebut khusus untuk perbaikan lampu lalu lintas akan menyasar 5-6 titik. Salah satunya di titik fly over Jalan Juanda, Samarinda Ulu.
Dia menjelaskan, mengenai warna lampu lampu lalulintas yang terkadang redup dan susah dilihat masyarakat juga lantaran faktor usia. Ia menyatakan, traffic di Samarinda saat ini rata-rata hanya bertenaga 12 volt.
"Awalnya memang 12 volt. Nah, sekarang harus diganti 24 volt karena yang 12 volt itu sudah tidak produksi lagi. Susahnya di kami, kalau ada trouble itu tidak tersedia suku cadangnya."
"Jadi tidak maksimal karena termakan usia. Daya tidak mencukupi juga," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
PPU Genjot Retribusi Pelabuhan untuk Kawasan Penyangga IKN
-
MBG Basi di SMA 13 Samarinda: Bau, Ulat, dan Imbauan Tutup Mulut
-
Kaltim Hapus Praktik Mark Up dan Program Fiktif, Gubernur Ingatkan OPD
-
22 Kasus Campak Muncul, Pemkab PPU Perkuat Imunisasi di Wilayah IKN
-
Pemprov Kaltim Perjuangkan DBH, Angkat Isu Beban Ekologis dan Sosial