SuaraKaltim.id - Misman, pengamat sungai di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) menilai lamanya durasi banjir di sejumlah titik di Kota Tepian untuk surut, bahkan memakan waktu hingga lima hari terakhir, disebabkan oleh rusaknya ruang sungai di kawasan hulu dan tengah.
"Ruang sungai atau daerah aliran sungai (DAS) itu meliputi gunung, bukit, lembah, rawa, dan titik yang paling dekat dengan sungai, yakni riparian," ujar Misman yang juga Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) disadur dari ANTARA, Senin (25/10/2021).
Ia menyayangkan fenomena penggundulan bukit dan penebangan pohon yang terjadi di Samarinda. Sampai saat hujan turun, maka tak ada akar pohon yang dapat menyerap hujan. Katanya juga, air yang langsung terjun bebas ke pemukiman warga menjadi korban.
Parahnya lagi, bukit di ruang sungai justru banyak yang dipangkas. Kemudian, tanahnya untuk menguruk rawa demi permukiman. Sehingga menurutnya lagi, hal ini merupakan perilaku perusakan lingkungan ganda, karena rawa yang diuruk pun berada di ruang sungai.
Baca Juga: Viral Imbauan Hati-hati Beraktivitas di Jembatan Mahakam Samarinda Karena Ada Buaya
Katanya, DAS Karang Mumus yang memiliki luas 316,22 km2 atau 31.622 ha dengan keliling sebesar 103,26 km tersebut, awalnya memiliki ratusan rawa. Namun, seiring perkembangan zaman dan pembangunan yang tidak ramah ruang sungai, maka kini yang tersisa hanya beberapa rawa, itu pun sudah dikuasai oleh warga.
Keberadaan rawa dan bukit dalam DAS sangat vital untuk mengurangi banjir (bukan mencegah), karena air hujan tidak langsung terbuang ke sungai, tapi ditampung di rawa dan akar-akaran di perbukitan.
"Dari rawa dan perbukitan, air akan dialirkan secara perlahan ke sungai sehingga tidak terjadi limpahan air terlalu besar. Ini adalah pekerjaan alam per detik, manusia tidak akan sanggup menggantikan, maka kita jangan mimpi bisa mengatasi banjir jika ruang sungai masih rusak," ucapnya.
Keberadaan rawa dan bukit yang masih terawat atau tidak dirusak manusia juga untuk menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sungai, yakni sungai tetap mengalir meski musim kemarau.
"Tidak seperti sekarang, di musim hujan limpahan air begitu kuat yang akhirnya terjadi banjir. Sedangkan di musim kemarau, sungai mengering karena tidak ada aliran dari rawa maupun perbukitan akibat ruang sungai kita memang rusak parah," tuturnya mengakhiri.
Baca Juga: Dilaporkan Hilang Saat Bermain Banjir, Bocah 8 Tahun di Samarinda Ditemukan Meninggal
Berita Terkait
-
Momen Bersejarah di Papua Tengah, Ketua DPRPT Sementara Maksimus Takimai Janjikan Ini
-
Sah! Anggota DPR Papua Tengah Periode 2024-2029 Resmi Bertugas
-
Hanya Datang ke Minoritas Masyarakat, Warga Kabupaten Puncak Desak Natalis - Titus Tak Usah Ikut Pilgub Papua Tengah
-
Undecided Voters Pilkada Jateng Masih Tinggi, Bertemu Jokowi jadi Pilihan Realistis Cagub Ahmad Luthfi
-
Kampanye Sepi di Kabupaten Puncak, Warga Pertanyakan Dukungan untuk Natalis Tabuni-Titus Natkime
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Prabowo Hapus Utang UMKM, Bikin Rugi Bank?
-
Politisi Gerindra Usul TNI Jadi Petugas Haji, Segini Gajinya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Batubara Ekspor Sumber Global Energy Dikomplain Vietnam karena Tak Sesuai Nilai Kalori
-
Harga Emas Antam Hari Ini Terpeleset Jatuh Rp30.000, Jadi Rp1.513.000/Gram
Terkini
-
Hadi Mulyadi: Pemprov Kaltim Terus Wujudkan Akses Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
-
Izin Kampanye di GOR Kadrie Oening Dihambat, Tim Isran-Hadi Protes Keras
-
Aroma Ketidakadilan di Debat Pilkada Kaltim? Tim Hukum Isran-Hadi Desak Transparansi KPUD
-
Beasiswa dan Sertifikasi, Program Isran Noor Dapatkan Respon Positif dari Gen Z