Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 28 November 2021 | 16:34 WIB
Ilustrasi penertiban yang dilakukan petugas gabungan, salah satunya ialah instansi dari Satpol PP Balikpapan. [Inibalikpapan.com]

“Misalnya masyarakat ini yang kita tertibkan sumpah serapah dengan mulut. Itu dalam etika tugas kita tidak boleh kita balas dengan fisik. Itu kan resiko sebagai petugas. Ketika ada masyarakat yang mencaci maki, kita tidak diperkenakan merespon dengan yang berlebihan misalnya dengan tangan, dengan fisik, maskimal juga dengan mulut,” imbuhnya.

Terkait dengan kasus pemukulan yang dilakukan oknum personilnya  terhadap pengamen saat melakukan penertiban di Balikpapan Utara, ia mengaku hal itu baru pertama kali terjadi di masa kepemimpinannya.

“Kita kan juga baru ini yang ada trouble di lapangan, biasanya aman-aman saja. Dapat informasi tadi pagi ini memang agak berlebihan,”  lugasnya.

Ia mengatakan, kemungkinan pengamen tersebut belum pernah diamankan oleh pihak Satpol PP. Kemudian si pengamen berontak dan melakukan perlawanan.

Baca Juga: Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Jurnalis Perempuan di Balikpapan Diamankan

“Jadi pikiran yang bersangkutan ini akan ditahan atau apa ya, jadi berontak’ Kalau yang biasa bolak balik kita amankan itu biasa saja,” sambungnya.

Ia kembali menjelaskan, kejadian tersebut karena personilnya terkena sikut di muka dan mulut kemudian merespon.

“Ini dia berontak, ada salah satu anggota terkena sikut. Sehingga emosi seketika mau membalas. Jadi yang terlihat di video yang bersemangat yang mau membalas itu, itu yang terkena. Tapi diamankan yang lain, hanya satu orang yang membalas,” pungkasnya.

Load More