Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 14 Desember 2021 | 12:38 WIB
Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma saat melakukan gathering bersama media. [Dok. OJK Kaltim]

SuaraKaltim.id - Total aset perbankan untuk bank umum konvensional dan syariah di Benua Etam menunjukkan adanya peningkatan. Total aset perbankan se-Kaltim per September 2021 tercatat sebesar Rp 158.67 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan 7,9 persen secara year on year (yoy) atau 9,08 persen year to date (ytd).

Per September kemarin, total dana pihak ketiga perbankan di Kaltim tercatat sebesar Rp 115,33 triliun. Meningkat 8,61 persen yoy atau 9,63 persen ytd.

Penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di Kaltim per September tercatat sebesar Rp 70.82 ptriliun. Naik sebesar 5,68npersen yoy dibandingkan posisi September tahun lalu yang tercatat hanya Rp 65,24 triliun.

"Secara ytd juga mengalami peningkatan 7,42 persen dari posisi Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp 65,93 triliun," ucap Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma, melansir dari rilis yang diperoleh Selasa (14/12/2021).

Baca Juga: Zona Hijau Sudah 5 Daerah, Penambahan Kasus Covid-19 di Kaltim Ada 3 Orang

Penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltim per September 2021 tercatat sebesar Rp 114,91 triliun. Hal itu menunjukkan adanya penurunan sebesar 6,34 persen yoy dibandingkan September 2020, yang tercatat sebesar Rp 122,68 triliun.

Ia melanjutkan, secara ytd, juga mengalami penuruna sebesar 5,18 persen jika dibandingkan posisi Desember 2020, yang tercatat sebesar Rp 121,19 triliun. Walaupun kredit lokasi proyek menurun, namun hal tersebut dikompensasikan terhadap kredit lokasi bank yang meningkat.

"Berdasarkan golongan debitur, penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank per September 2021 tercatat sebesar Rp 22,02 triliun adalah kepada debitur UMKM dan Rp 48,80 triliun untuk non UMKM. Sedangkan berdasarkan lokasi proyek, kredit kepada UMKM per September 2021 tercatat sebesar Rp24,02 Triliun dan kredit kepada non UMKM tercatat sebesar Rp90,88 triliun," ungkapnya.

Dari jenis penggunaan per September 2021, perbankan yang berlokasi bank di wilayah Kaltim menyalurkan masing-masing sebesar Rp 24,48 triliun dan Rp 21,93 triliun untuk keperluan modal kerja dan investasi. Sedangkan untuk konsumsi, tersalurkan sebesar Rp 24,41 triliun pada posisi yang sama.

Ia menyatakan, penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi seluruhnya mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp 1,14 triliun setara dengan 4,92 persen, Rp 4,15 triliun sama dengan 23,40 persen dan Rp 275,82 miliar sama dengan 1,14 persen dari posisi September 2020, yang tercatat masing-masing sebesar Rp 23,33 triliun, Rp 17,77 triliun, dan Rp 24,13 triliun.

Baca Juga: Ogah Bergantung Asing, Menkeu Sri Mulyani Janji Lebih Kreatif Tarik Utang di Tahun Depan

Kemudian, berdasarkan jenis penggunaan per September 2021, perbankan yang berlokasi proyek di wilayah Kaltim menyalurkan masing-masing sebesar Rp 36,92 triliun dan Rp 51,70 triliun untuk keperluan modal kerja dan investasi. Sedangkan untuk konsumsi, tersalurkan sebesar Rp 26,28 triliun pada posisi yang sama.

Katanya, penyaluran kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar Rp 4,33 Triliun alias minus 10,51 persen dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp 41,26 triliun.

"Disamping itu kredit investasi juga mengalami penurunan sebesar Rp 4,06 Triliun atau minus 7,29 persen dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp 55,77 triliun. Namun demikian, kredit konsumsi mengalami kenaikan sebesar Rp 25,65 triliun," tuturnya.

Di sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi bank terjadi pada sektor Rumah Tangga Lainnya. Hal itu termasuk pada pinjaman multiguna dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

Berdasarkan lokasi bank, penyaluran kredit untuk sektor Rumah Tangga Lainnya yang termasuk pada pinjaman multiguna di wilayah Bumi Mulawarman tercatat sebesar Rp 14,98 triliun per September 2021. Angka itu meningkat sebesar Rp 910,36 miliar atau 6,47 persen yoy.

Sedangkan penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran di wilayah Kaltim, tercatat sebesar Rp 12,10 triliun per September 2021. Angka itu katanya juga, meningkat sebesar Rp 495,27 miliar atau sebesar 4,27 persen yoy.

DI sisi lain, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi proyek terjadi pada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Di Kaltim, kredit kepada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan tercatat sebesar Rp 27,88 triliun per September 2021. Angka itu juga mengalami peningkatan sebesar Rp 1,61 triliun atau 6,13 persen yoy.

"Sedangkan penyaluran kredit pada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran per September 2021 tercatat sebesar Rp 15,33 triliun, menurun sebesar Rp 889,98 Miliar atau 5,48 persen secara yoy," lanjutnya.

Ia menyatakan pertumbuhan kredit diiringi dengan kualitas kredit yang baik. Tingkat NPL (Non performing loan) perbankan berdasarkan lokasi bank di wilayah Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat.

Katanya, hal itu tercermin dari NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,80 persen, menurun dari posisi September 2020 yang sebesar 7,71 persen. Namun demikian, perbankan telah membentuk pencadangan kerugian yang sangat memadai sehingga secara NPL Net perbankan untuk lokasi bank masih terjaga dan berada dalam kategori schat di posisi 1,97 persen per September 2021.

Ia melanjutkan, adapun tingkat NPL perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat. NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,08 persen, menurun dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar 5,03 persen.

"Namun demikian, perbankan telah membentuk pencadangan kerugian yang sangat memadai sehingga secara NPL Net perbankan untuk lokasi proyek masih terjaga dan berada dalam kategori sehat di posisi 1,45 persen per September 2021," tutupnya.

Load More