Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Rabu, 22 Desember 2021 | 21:47 WIB
Skytrain di DKI Jakarta. Moda transportasi ini menghubungkan Terminal Manggarai ke Bandara Soekarno-Hatta. [kaltimtoday.co]

“Tentu mereka akan berkalkulasi dengan cermat,” tuturnya.

Terakhir, Aji Sofyan mendorong masyarakat Samarinda mendukung proyek skytrain. Apalagi Samarinda akan jadi kota penyangga ibu kota negara (IKN). Begitu IKN pindah, maka transportasi modern bisa menunjang pertumbuhan ekonomi. Menjelang dipindahnya IKN ke Kaltim, Aji Sofyan menuturkan bahwa kehadiran skytrain di Kota Tepian menjadi sebuah keharusan.

“Langkah Pemkot Samarinda menggunakan skema KPBU ini sudah sangat tepat. Jadi tidak apa-apa pola pasar bebas seperti itu yang membangun skytrain,” bebernya.

Salah satu daerah yang sudah memiliki skytrain adalah DKI Jakarta. Pembangunan skytrain di DKI Jakarta itu bernilai investasi sebesar Rp 950 miliar. Skytrain beroperasi penuh dengan 3 trainset berkapasitas total 528 orang. Skytrain tersebut menghubungkan antara terminal 1, 2, dan 3, serta gedung penghubung (Integrated Building).

Baca Juga: Pertamaina Mengaku Siap Bangun SPBU di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

Pengadaan rangkaian set kereta skytrain dan teknologi di dalamnya dipersiapkan oleh PT LEN Industri dan Woojin dari Korea Selatan. Nilai investasi PT Angkasa Pura II sebesar Rp 530 miliar. Skytrain tersebut melengkapi fasilitas kereta bandara yang menghubungkan Jakarta di Stasiun Manggarai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kecepatan skytrain di DKI Jakarta rata-rata mencapai 60 km per jam.

Infrastruktur jalur dan terminal skytrain di DKI Jakarta dibangun perusahaan patungan PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco. PT Angkasa Pura II berinvestasi sebesar Rp 420 miliar untuk proyek tersebut.

Saat ini, skytrain di DKI Jakarta itu berhenti beroperasi. Alasannya karena turunnya jumlah penumpang dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta akibat pandemi Covid-19.

Load More