Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 06 Januari 2022 | 19:44 WIB
Petani aren memotong salah satu aren genjah yang juga dilirik daerah lain. [Dok. Disbun Kaltim.com]

SuaraKaltim.id - Potensi hasil perkebunan pohon aren di Kutai Kartanegara (Kukar) begitu menjanjikan. Salah satunya Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, yang sudah mengembangkan pohon aren dengan luas sekitar 30 hektar. Masyarakat di sana sudah budidaya, bahkan sampai membuat pengolahan menjadi gula aren. 

Dalam rangka mendukung proses sertifikasi indikasi geografis gula aren, Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kukar, Camat Kenohan beserta Kades Tuana Tuha menemui Bupati Kukar, Edi Damansyah. Turut hadir pula, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kaltim bersama Kadisbun Kaltim serta unsur fakultas pertanian Unmul di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kukar, Rabu (5/1/2022) kemarin. 

“Pertemuan dalam rangkaian proses untuk mendapatkan indeks geografis pengembangan aren di desa Tuana Tuha,” kata Edi, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (6/1/2022). 

Menurutnya, indeks salah satu kelengkapan dari aspek budidaya dan aspek hilir, yakni pemasarannya. Sebab, gula aren banyak turunannya. Seperti gula semut, bisa masuk pasar modern, perhotelan bahkan di ekspor ke luar negeri. 

Baca Juga: Sedih, Ini Alasan Vaksinasi Covid-19 Usia 6-11 Tahun Belum Bisa Dilakukan di Kukar

Janji manis pun diberikan orang nomor satu di Kukar ini. Secara khusus, ia sudah memerintahkan Disbun Kukar untuk mengurusi kebun rakyat. Sebab, Pemkab Kukar fokus memfasilitasi perkebunan rakyat, agar pola pengembangan budidaya dan cara pengolahan menjadi lebih baik. Selain itu, pasarnya juga difasilitasi bahkan Disbun Provinsi Kaltim sudah memfasilitasi itu. 

“Kami sudah sepakat dengan Disbun Kaltim, sistem budidaya diperbaiki dan kelompok taninya diperkuat. Kedepan harapannya ada rumah produksinya disana,” sebutnya. 

Ia pun berpesan pada Kades Tuana Tuha, agar potensi ini bisa dijadikan produk unggulan. Tidak hanya sebatas budidaya dan pengolahan gula aren tapi harus mempertahankan kearifan lokal, seperti budidaya secara tradisional Kutai, menyadap, dan mengelolanya. 

“Tadi yang dipaparkan pengolahannya masih mempertahankan kearifan lokal. Ini bisa menjadi objek sehingga orang bisa berkunjung ke Desa Tuana Tuha untuk melihat cara pembuatannya,” tutupnya.

Baca Juga: Distransnaker Kukar Akan Gelar Pelatihan Dasar Mekanik Alat Berat dan Wirausaha, Untuk?

Load More