Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 14 Januari 2022 | 18:52 WIB
Iswadi salah satu pemilik rumah yang kondisinya banyak mengalami keretakan. [Inibalikapapn.com]

SuaraKaltim.id - Warga yang bermukim di Jalan Padat Karya Km 8,5 tepatnya RT 61, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, dibuat resah. Pasalnya, diduga akibat dari adanya pembangunan gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang tak jauh dari pemukiman warga, membuat bangunan rumah banyak yang retak-retak dan sudah tak bisa dihuni lagi. 

Iswadi mengalami hal tersebut. Dirinya adalah salah satu pemilik rumah di kawasan tersebut. Kondisi rumahnya banyak mengalami keretakan. Bahkan, ada beberapa titik sudah amblas,

Ia menceritakan, awal mula kejadian ini pada 2018 silam. Kala itu, di lingkungan  RT 61 Graha Indah ada proses land clearing atau penataan lahan, yang rencananya untuk pengembangan sekolah MAN di Kota Balikpapan.

Dalam pelaksanaan project tersebut memang awalnya belum ada dampak yang signifikan terhadap rumah warga, namun hal tersebut berubah setelah proses land clearing selesai, semua pohon-pohon di tebang habis hingga areanya jadi gundul.

Baca Juga: Sepekan Pelaksanaan PTM 100 Persen di Balikpapan, Evaluasi akan Dilakukan Pemkot

“Mulailah dari itu ada longsor kecil di sekitar proyek tapi tidak sampai pemukiman, dengan berjalannya waktu terlihat project pembangunannya malah tertunda sementara hingga akhir tahun 2018,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (14/1/2022).

Ia melanjutkan, barulah di 2020 proyek mulai dilanjutkan kembali. Dari pekerjaan kontruksi yang menggunakan alat berat penggalian, kendaraan proyek juga mulai lalu lalang di sekitar lingkungan warga.

“Kami juga sudah mengingatkan pada pimpinan proyek, hati-hati alat berat bekerja dan beraktivitas siang dan malam hari, apa sebaiknya di sosialisasikan ke warga sekitar, tetapi malah tidak ditanggapi secara profesional,” akunya. 

Sejak padatnya aktivitas proyek tersebut sekita bulan Mei 2020 hingga Desember 2020, rumah di sekitar proyek sudah mulai retak, tanah sepanjang 200 meter bergerak yang mengakibatkan pondasi rumah warga pada amblas dan semakin melebar.

“Kalau sudah hujan, kami jadi tambah khawatir karena takut tambah parah rusaknya,” akunya. 

Baca Juga: Kasus Kekerasan, Libatkan Oknum Polisi yang Bertugas di Polda Kaltim, Masih Dicari Sebabnya

Dirinya berharap ada kepedulian dari Pemkot Balikpapan, maupun dari Kemenag Kota Balikpapan agar bisa memberian perhatian kepada warga yang rumahnya banyak rusak. 

“Yang rusak itu ada 14 rumah, tapi yang sudah tidak bisa ditinggalin lagi ada 9 rumah,” tutupnya.

Load More