Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 31 Januari 2022 | 15:14 WIB
Gubernur Isran Noor. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Gubernur Isran Noor menjamin kondusifitas warganya walaupun gaya hidup masyarakatnya sangat heterogen. Hal itu diucapkan orang nomor satu di Kaltim tersebut, diduga menyindir beberapa peristiwa yang terjadi di Kaltim. Mulai dari keraguan pemindahan IKN hingga kritikan Edy Mulyadi soal warga Kalimantan.

Isran menyebut, berbagai suku bangsa dan agama hidup rukun berdampingan dengan budaya dan adat istiadat yang datang dari seluruh belahan Indonesia, dan tinggal di Kaltim.

“Kaltim ini sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan kedamaian,” ucapnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Senin (31/1/2022).

Salah satu penopang terciptanya kedamaian dan keharmonisan itu adalah sektor keagamaan. Bila semua agama bisa terus diarahkan menuju terciptanya kedamaian, maka Kaltim diyakini Gubernur Isran akan selalu berjalan dengan keharmonisan.

Baca Juga: IKN Nusantara Makin Dikhawatirkan, Ekonom Senior Sebut Bakal Banyak Proyek Mubazir Karena Korupsi

Gubernur melanjutkan, jika masyarakat sudah menjalankan ajaran agama masing-masing dengan benar, maka tidak akan ada konflik dan kegaduhan. Kaltim dan Indonesia akan selalu berada dalam kedamaian.

“Tapi kalau ada orang, kelompok atau siapa pun yang sudah merasa paling benar, maka konflik pasti tidak akan selesai,” pesannya.

Mantan Ketua Apkasi ini lalu memberi contoh ketika dirinya masih menjabat Bupati Kutai Timur. Bagaimana ia membangun Islamic Centre, Catholic Centre, Christian Centre, Buddhist Centre dan Hindu Centre demi menciptakan teladan keharmonisan dalam beragama.

“Tidak ada masalah. Itu tidak akan mengubah sedikit pun akidah saya. Semua bisa berjalan baik,” tegasnya.

Ia lalu bertanya, mengapa harus membenci orang lain yang memeluk agama berbeda.

Baca Juga: Edy Mulyadi Merasa Dibidik Bukan Karena Ucapan Tempat Jin Buang Anak, tapi Hal Ini

“Bukankah mereka juga ciptaan Allah. Jadi, agama itu soal keyakinan. Hanya berbeda jalan menuju kebaikan,” jelasnya.

Sementara Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas melalui Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman mengatakan, moderasi agama harus terus dialirkan semakin luas ke masyarakat.

“Belakangan ini banyak yang gagal paham dengan moderasi beragama. Karena itu, moderasi beragama ini perlu terus kita sosialisasikan lebih luas lagi,” pungkasnya.

Load More