SuaraKaltim.id - Penularan Covid-19 di Bontang menunjukkan tren meningkat sejak dua pekan terakhir. Dalam 23 hari, muncul 44 kasus baru. Padahal vaksinasi Covid-19 dosis lengkap sudah mencapai 74 persen lebih.
Kasus baru bermunculan didominasi warga yang baru berpergian keluar daerah. Pun kebanyakan sudah memenuhi vaksin dosis lengkap.
Kendati demikian, jumlah warga yang dirawat akibat Covid-19 minim. Vaksinasi diklaim mampu mencegah perburukan setelah tertular virus ini.
"Kalau kasus aktif ini mayoritas memang sudah mendapat vaksin dosis lengkap. Kalau gejala secara klinis tidak ada sakitnya. Tetapi di dalam tubuh mereka ada virus, makanya gejala berat yang dirasakan tidak ada," katanya KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (6/2/2022).
Baca Juga: 6 Orang Terpapar Covid-19 Varian Omicron di Sumut
Pembentukan Herd Immunity di Bontang
Pengamat Kebijakan Kesehatan Masyarakat Ratno Adrianto membenarkan vaksinasi dapat membentuk metabolisme tubuh dengan kuat.
Meski, tidak membuat diri manusia menjadi kebal terhadap covid-19. Yang perlu dipahami kata Ratno, vaksin adalah satu-satunya cara membendung persebaran pandemi yang sudah membumi selama dua tahun terakhir.
Sebelum ada tanda penarikan status pandemi menjadi endemi, selama itu pula masyarakat tetap waspada dengan serangan virus yang tidak kasat mata.
"Ancaman tentu selalu ada. Karena belum ada imbauan pandemi berakhir," kata Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman.
Baca Juga: Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Nikita Mirzani Cuma Minum Obat Flu Biasa
Selanjutnya, Pemerintah memiliki dua opsi dalam mengendalikan sebaran virus agar bisa ditekan. Pertama, jangkauan vaksinasi yang harus diperluas. Tujuannya untuk memastikan 100 persen masyarakat telah mendapat asupan imun dari reaksi vaksin tersebut.
Apalagi, virus tersebut terus bermutasi dan muncul varian-varian baru dikemudian hari. Mutasinya pun memiliki rentan waktu yang begitu cepat. Jika tidak ada langkah antisipasi tentu akan menjadi bahaya kedepannya.
Kedua, tentang kesadaran masyarakat soal menjaga jarak dan mentaati protokol kesehatan. Berdasarkan riset ilmiah, virus covid-19 memiliki 3 unsur penyebaran. Dari mata, hidung, dan mulut.
"Kedua langkah itu tentu menjadi langkah efektif yang paling sederhana untuk menangkal sebaran virus yang terus bermutasi," tandasnya.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Terkini
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
-
Tim Resmob Tangkap Pelaku Pembunuhan Tragis di Morowali yang Kabur ke Kaltim