Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 04 Maret 2022 | 19:28 WIB
Kepala Kantor Wilayah V KPPU Manaek SM Pasaribu. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Harga komoditas kacang kedelai belakangan mengalami kenaikan. Hal itu dipicu oleh tingginya permintaan global dan kurangnya produksi dari produsen dunia.

Kenaikan harga ini sudah mulai terjadi sejak 2 tahun terakhir. Di mana semula harganya berkisar Rp 7 ribuan perkilogram, kini melonjak jadi Rp 10.900 perkilogram di tingkat importir.

Kepala Kantor Wilayah V Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Manaek SM Pasaribu mengatakan, kenaikan harga kedelai sangat memukul para pengrajin tahu dan tempe.

Mengingat selama ini sangat mengandalkan pasokan kedelai impor dan dirasakan juga oleh Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Tndonesia (Primkopti) Kota Balikpapan

Baca Juga: Kilang Minyak Balikpapan Kebakaran, Pertamina: Tak Ganggu Operasi

“Setiap bulannya Primkopti membutuhkan pasokan sekitar 370-400 ton kedelai bagi anggotanya dan sebagian kecil untuk non anggota,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (4/3/2022).

Meski demikian, Primkopti tidak pernah mengalami kekosongan pasokan kedelai. Karena mampu mengatur pembelian dan tidak hanya bergantung pada satu importir saja.

Ia menambahkan, harga tahu dan tempe di pasar tradisional seperti Pasar Klandasan masih terpantau batas normal.

“Hal inilah yang mampu menjaga harga dan pasokan tahu tempe cukup stabil di Kota Balikpapan dan sekitarnya,” tandasnya.

Baca Juga: Kebakaran Hebat di Proyek RDMP Pertamina, Investigasi Dilakukan, Ely Chandra Peranginangin: Tetap Dapat Beroperasi

Load More