Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Sabtu, 05 Maret 2022 | 09:39 WIB
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT).

SuaraKaltim.id - Neraca perdagangan Benua Etam di Januari 2022 mengalami surplus 893,37 juta dolar AS. Angka itu diperoleh dari hasil ekspor ke negara tujuan senilai 1,09 miliar dolar AS.

Serta, dikurangi biaya impor dari negara penghasil senilai 201,22 juta dolar. Hal itu disampaikan Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Wembri Suska belum lama ini.

"Surplus sebesar ini mengalami penurunan ketimbang neraca perdagangan pada Desember 2021 yang mengalami surplus 1,53 miliar dolar AS," ujarnya, melansir dari ANTARA, Sabtu (5/3/2022).
 
Menurutnya, nilai ekspor Kaltim pada Januari 2022 yang sebesar 1,09 miliar tersebut, mengalami penurunan 52,40 persen, jika dibandingkan dengan ekspor pada Desember 2021. Sedangkan, jika dibandingkan Januari 2021 mengalami penurunan 14,05 persen.

Komoditas yang diekspor Kaltim terdiri dari barang migas dan nonmigas. Untuk ekspor migas, di Januari 2022 tercatat 72,55 juta dolar AS, turun 60,94 persen jika dibandingkan Desember 2021. 
 
Lalu, untuk ekspor barang nonmigas pada Januari 2022 tercatat 1,02 miliar dolar AS, turun 51,65 persen dibandingkan dengan Desember 2021. 
 
"Untuk nilai ekspor barang migas pada Januari 2022 jika dibandingkan dengan Januari 2021 mengalami kenaikan sebesar 198,26 persen, sedangkan nilai ekspor barang nonmigas turun 18,18 persen," katanya.
 
Sementara itu, nilai impor Kaltim pada Januari 2022 yang tercatat 201,22 juta dolar AS tersebut mengalami penurunan 73,80 persen jika dibandingkan dengan impor pada Desember 2021, kemudian naik 57,10 persen ketimbang Januari 2021.
 
Impor barang migas pada Januari 2022 mencapai 65,85 juta dolar, turun 88,91 persen dibandingkan Desember 2021. Sementara impor barang nonmigas Januari 2022 tercatat 135,37 juta dolar atau turun 22,32 persen ketimbang bulan sebelumnya.
 
"Namun nilai Impor pada Januari 2022 jika dibandingkan dengan nilai impor Januari 2021, mengalami kenaikan sebesar 57,10 persen," tandasnya.

Baca Juga: Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor Sebut Kebutuhan Pangan IKN Nusantara Bisa Dipenuhi dari PPU

Load More