SuaraKaltim.id - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan memberikan peringatan keras terhadap pedagang di Pasar Tradisional. Peringatan keras itu apabila menjual minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kepala Disdag Kota Balikpapan Arzaedi Rachman mengatakan, kalau di pasar tradisional atau pasar rakyat ini tetap akan ditelusuri sesuai dengan Permendag Nomor 6 tahun 2022, maka itu sampai dengan penutupan usahanya.
“Jelas di Permendag diberikan kewenangan kepada kabupaten kota, nanti berjenjang dalam waktu 14 hari setelah teguran tertulis kita layangkan, ada tindakan berikutnya yakni penyetopan sementara. Bisa saja nanti distributor yang kami stop tidak boleh mendrop ke pasar tersebut, kalau masih menjual di atas HET, ini risiko jadi saya minta pedagang jangan coba-coba menjual di atas HET,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Kamis (10/3/2022).
Ia menambahkan, pihaknya tinggal menunggu perkembangnya. Jikalau tidak menjalankan sesuai permendag tersebut, yaitu akan diberikan surat teguran, penghentian sementara. Bahkan pihaknya tak segan untuk mencabut izinnya.
Baca Juga: Minyak Goreng Langka, Yuk Ganti Ke Minyak Kelapa yang Lebih Sehat!
Tak hanya itu, jikalpun nantinya ada yang main dari tangan ketiga atau keempat, ia menegaskan hal itu justru bisa dibuktikan oleh faktur.
“Kami minta setiap pedagang jangan membeli barang tanpa ada faktur, jadi selama ini kita kucing-kucingan ya itu, kami tanya pedagang tidak dikasih faktur sama distributornya,” katanya.
“Kami juga sepakat dengan distributor bahwa dalam penyaluran migor faktur harus di stempel harga HET Rp 14 ribu, kita mau membuktikan kalau tidak sesuai kami turunkan sangsi sesuai permendag,” tegasnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat Balikpapan agar berbelanjalah dengan wajar dan bijak menghadapi situasi ini, jangan terbawa kondisi-kondisi yang merugikan diri sendiri.
“Artinya pemerintah sudah membuat harga Rp 14 ribu, manfaatkan yang ada dulu di rumah, kecuali migor sudah tidak ada lagi, tapi kalau masih ada jangan dulu tergesa-gesa antri,” akunya.
“Mudah-mudahan kondisi ini bisa normal, ini harapan kami makanya kami turun ke lapangan, harus ada sinkronisasi dari data yang kami peroleh untuk pasokan migor dari produsen apakah menurun atau tidak,” tuturnya.
Sementara itu, Manajer Operasional Maxi Swalayan, Waluyo mengaku, pihaknya sebagai supermarket lokal di Balikpapan, sempat kaget terkait kebijakan satu harga untuk migor, karena pada saat itu belum ada informasi apa-apa terkait hal tersebut, dan baru berjalan di toko-toko ritel nasional.
“Karena kita belum tahu, mau gak mau kami ikut menjual dengan harga Rp 14 ribu satu liter dan Rp 28 ribu untuk dua liter, dengan harapan ada penyaluran dari distribusi yang lancar,” katanya.
“Waktu itu kami nekat dalam setengah hari, ada kenaikan pembeli migor 6-7 kali lipat dalam sehari,” sambungnya.
Lanjut Waluyo, sehingga untuk mengantispasi stok kosong pihaknya sempat menggunakan sistem bundling beli Rp 100 ribu baru boleh beli migor, tapi hal ini malah dikeluhkan oleh pembeli.
“Okelah, setelah dikeluhkan dan sempat juga dipanggil pihak KPPU, sistem itu kami hilangkan, kami ini jual migor semata-mata bukan untuk cari omset, tapi supaya yang beli migor ini memang orang-orang yang membutuhkan,” akunya.
Nah akhirnya pembelian migor berganti dengan sistem kuota, setiap satu jam sekali dikeluarkan 4 Karton migor yang isinya 1 karton ada 6 migor ukuran 2 liter. Begitu dikeluarkan belum sampai 15 menit migor tersebut sudah ludes habis, para pembeli ini sudah banyak yang menunggu diluar outlet Maxi.
“Inilah yang selama ini orang menyangka migor di Maxi itu kosong, padahal belum sampai satu jam kami keluarkan migor sudah diserbu pembeli,” akunya.
Sebelum migor terbatas dari produsen, dalam sebulan pihaknya bisa menjual hingga 12 ribu karton, tapi sejak migor susah dan permintaan ditentukan sendiri langsung dari produsen, sejak saat itu hanya bisa menjual 2-3 ribu karton dalam sebulan.
“Itupun kami sudah berupaya memohon agar pengirimannya ditambah, padahal kita siap untuk membayar biayanya di awal, tapi dari produsennya yang tetap mengirimkan dengan jumlah sesuai mereka kirim,” tutup pria ramah ini.
Berita Terkait
-
Bahaya Menyimpan Minyak Goreng Dekat Kompor, Berisiko Bagi Kesehatan!
-
Pabrik Minyak Goreng di Bekasi Ludes Terbakar, RS Polri Terima 12 Kantong Mayat Berisi Potongan Tubuh Korban
-
Harga Pangan Merangkak Naik, Beban Masyarakat Kecil Semakin Berat
-
Vietjet Mulai Gunakan Bahan Bakar dari Minyak Goreng Bekas
-
BRI Bagi-Bagi Hadiah di Fin Expo 2024, Simak Syaratnya!
Tag
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Tepok Jidat! Arab Saudi Kuat Banget, Timnas Indonesia Bisa Menang Nggak?
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
Terkini
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Garda Prabowo Dukung Andi Harun di Samarinda, Pilih Isran Noor di Pilgub Kaltim, Bukan Rudy Mas'ud
-
AMAN Kaltim: Copot Kapolres Paser, Tuntaskan Kasus Penyerangan di Muara Kate
-
Tragedi di Paser, BEM KM Unmul Tuntut Keadilan dan Perlindungan untuk Masyarakat Adat
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!