SuaraKaltim.id - Tingkat kemiskinan di Kota Bontang tercatat bertambah 500 orang. Hal itu berdasarkan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Kota Bontang pada 2021.
Pemerintah beralasan tambahan jumlah kemiskinan itu disebabkan karena pengangguran yang meningkat. Tercatat, sepanjang 2021 ada 8.410 jiwa bertambah dari tahun sebelumnya sekitar 7.910 jiwa.
"Pengangguran menjadi faktor utama meningkatnya kemiskinan. Apalagi kondisi sepanjang 2021 kemarin digempur sama pandemi Covid-19. Jadi tentu banyak yang terdampak," kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-PM) Bontang Bahtiar Mabe, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Rabu (23/3/2022).
Bahkan jumlah tersebut lebih rendah dari laporan tim Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) per 2021 yang mencatat ada sebanyak 8.800 KK orang miskin di Kota Bontang. Dissos-PM Bontang memiliki parameter menjaring tingkat kemiskinan. Dikatakan Bahtiar Mabe ada 14 indikator yang menyatakan setiap orang itu bisa dikatakan miskin.
Misalnya dari luas tempat tinggal, baik dari lantainya, dinding bangunannya, fasilitas tempat pembuangan air nya, dan penerangan rumah. Selanjutnya kriteria berdasarkan kebutuhan pangan, sarana pengelola makanan, dan menu yang dimakan sehari-hari.
Item selanjutnya melihat dari sisi pendapatan, pakaian yang dimiliki, kemampuan membayar jaminan kesehatan, status pendidikan terakhir, penghasilan rumah tangga dibawah Rp 600 ribu per bulan, dan tabungan dari setiap kepala keluarga.
"Itu semua indikator yang digunakan dalam mengkategorikan masyarakat tidak mampu," sambungnya.
Menurutnya, dalam meminimalisir tanggungan dengan memberikan santunan dari Kementerian Sosial. Melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Saat ini Kota Bontang penerima PKH tercatat ada sekira 2.086 Kepala Keluarga. Sementara untuk yang mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebanyak 4.295 KK.
Angka Pengangguran Tinggi
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Bontang Abdu Safa Muha mengatakan, ada dua faktor penyebab pengangguran tinggi di Bontang. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada belum sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja. Ia berpendapat lowongan yang tersedia, belum bisa menjaring para pencari kerja yang saat ini berstatus menganggur.
Berita Terkait
-
Masuki Usia ke-47 Tahun, Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Rp15,3 Miliar bagi Warga Bontang
-
Cek Fakta: Ida Dayak Gelar Pengobatan di Bontang Agustus 2024, Benarkah?
-
Viral, Diduga Masalah HP, Puluhan Remaja Keroyok Karyawan Kafe di Bontang
-
Hasil Laut Kampung Malahing: Potensi dan Kendalanya
-
Malahing, Kampung Air yang Menyimpan Segudang Produk Potensial Bisnis
Tag
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
-
Alasan Koster Naikkan Tunjangan DPRD Bali Karena Kasihan Bebannya Berat
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
Terkini
-
Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 14 Maret 2025
-
Sidak Satgas Pangan: Minyakita di Balikpapan Kurang Takaran, Melebihi Batas Toleransi
-
Efisiensi Anggaran Prabowo Berdampak: Jumlah Penumpang Bandara APT Pranoto Anjlok
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 13 Maret 2025