SuaraKaltim.id - Komite Peduli Kebijakan Publik (KPKP) mempertanyakan keseriusan Pemkot Bontang dalam penanggulangan banjir.
Keprihatinan itu muncul, atas keresahan masyarakat yang terdampak banjir saat terjadi hujan deras, kiriman air dari hulu sungai Bontang, dan akibat pasang surut air laut.
Sekretaris Jendral KPKP, Bambang Suryanto mengatakan, pada Senin (6/6/2022) kemarin bersama dengan para Ketua RT menyambangi Kantor Wali Kota Bontang.
Seluruh audiens ditemui langsung oleh Wali Kota Bontang Basri Rase dan Wakil Wali Kota Bontang Najirah, serta OPD yang terkait penanggulangan banjir.
Didalam rapat tersebut, perwakilan KPKP menyampaikan keluhan para masyarakat yang sangat dirugikan karena terjadinya banjir.
Penanganan banjir yang sampai saat ini belum menunjukkan progres apapun juga sangat disayangkan oleh perwakilan Ketua RT.
"Bagaimana tidak resah kalau Pemkot Bontang masih minim memberikan aksi nyata program penanganan banjir. Wajar kalau masyarakat mempertanyakan penanganan yang lamban," kata Bambang Suryanto, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (9/6/2022).
Selanjutnya, ia meminta agar Pemkot Bontang harus segera mencarikan solusi utama banjir di hulu sungai. Pasalnya, jika tidak adanya tampungan yang cukup, air tentu akan mengalir ke tengah kota dan berdampak terhadap banjir.
Titik jenuh masyarakat korban banjir dikatakan Bambang sudah mulai memuncak. Sampai dimana masyarakat melaksanakan gotong royong serta urunan untuk melakukan normalisasi sungai dan saluran drainase.
Baca Juga: Puluhan Rumah di Bayah Lebak Terendam Banjir, Akibat Drainase Mampet
"Ini bentuk keresahan warga. Jadi, kita tidak bisa membiarkan masyarakat bergerak sendiri padahal mereka punya hak untuk mendapatkan kenyamanan dalam bermukim," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga menawarkan agar Pemkot Bontang mengkoneksikan saluran drainase untuk mempermudah air bisa cepat terbuang ke laut.
Selain itu, memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat membuat serapan air menjadi maksimal. Kemudian program penurapan yang sesuai kebutuhan. Serta, normalisasi sungai yang berkelanjutan.
Tercatat saja, sedimentasi ketebalannya mencapai 1 meter lebih. Belum lagi saat daya tampung yang membuat air tidak bisa maksimal.
Selanjutnya, ada kewajiban tanggung jawab sosial dari perusahaan yang juga harus berpartisipasi dalam penanganan banjir. Paling tidak anggaran CSR kedepannya bisa dialokasikan.
"Itu catatan untuk Pemkot Bontang yang harus segera ditangani. Perusahaan juga harus terlibat dalam penanganan banjir," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi