SuaraKaltim.id - Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak akhirnya telah masuk di Kalimantan Timur (Kaltim). Dugaan penyebaran PMK itu lantaran seekor sapi di kabupaten Berau yang diketahui didatangkan dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kendati masih berstatus suspek, PMK ini juga menyebabkan para peternak sapi di Kota Samarinda merasa khawatir. Mereka merasa seperti dihantui dengan wabah tersebut.
Hal itu disampaikan salah satu peternak sapi di Jalan Rapak Indah, Kecamatan Sungai Kunjang, bernama Malik. Ia menuturkan, memang penyakit ini sangat meresahkan bagi mereka yang merupakan peternak sapi.
Ia mengaku sapi-sapi miliknya juga sempat mengikuti karantina selama 15 hari. Sebelum akhirnya bisa tiba di peternakan.
Baca Juga: Cegah PMK, Lapak Hewan Kurban di Bandar Lampung akan Diperiksa Tim Gabungan
"Alhamdulillah sehat-sehat semua, sapi-sapi saya ini dikirim dari sulawesi, bahkan kami lama menunggu karena 40 ekor sapi milik saya harus ikut karantina dulu di daerah Mamuju dan ikut melakukan pemeriksaan," ungkapnya, Selasa (14/6/2022).
Ia menambahkan, saat pemeriksaan dan di karantina, kunjungan dari Dinas Peternakan setempat dilakukan. Kunjungan itu sampai 3 kali, pengambilan sampel darah juga dilakukan.
"Untungnya mas, tidak (Ada) temuan-temuan yang penyakit ini (PMK) di sapi-sapi saya ini. Jadi kami bisa diloloskan untuk berangkat," tambahnya.
Ia berharap, permasalan penyakit PMK segera berlalu. Pasalnya, dengan adanya penyakit seperti banyak peternak sapi yang merugi.
"Dua tahun yang lalu kita terdampak Covid-19 banyak peternak sapi merugi, sekarang Covid sudah melandai, malah datang penyakit seperti ini. Harapan saya semoga ini segera berlalu," imbuhnya.
Baca Juga: Jadwal Piala Presiden 2022 Hari Ini, Ada Duel Barito Putera vs RANS Nusantara FC
Dinas Perikanan dan Peternakan Sebut Belum Dapat Laporan
Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda menuturkan belum mendapatkan adanya laporan PMK yang menyerang terjadi di Samarinda.
"Kalau itu (PMK) itu belum ada laporan kepada kami," ungkap Medik Veteriner ahli muda Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda, drh. Jumianti saat ditemui awak media, di hari sebelumnya, Senin (13/6/2022).
Dia menjelaskan, sapi-sapi itu memang dikirim dari NTT. Lalu transitnya di Samarinda, kemudian dibawa ke Kutai Lama, lalu dikirim ke Berau.
"Dari Berau itu mintanya 13 ekor, cuma dari Kutai Lama itu 7 ekor, yang 6 ekornya dari Gorontalo. Dari 7 ekor ini mati satu 6 ini masuk ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Berau," jelasnya.
"Waktu baru datang itu langsung diperiksa fisiknya ternyata aman. Namun pada saat mau dipotong kan itu diperiksa lagi, ternyata pada saat diperiksa ada luka," sambungnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mulan Jameela Sinis Ahmad Dhani Sebut Mantan Istri dengan Panggilan 'Maia Ahmad'
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
Pilihan
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
Terkini
-
Di Tengah Pembangunan IKN, Bupati PPU Tegaskan Tak Boleh Ada Anak Tak Sekolah
-
Sabtu Berkah: DANA Kaget 5 Juli 2025 Siap Bagi Saldo Digital Gratis
-
Sekolah Rakyat Butuh Lahan 8 Hektare, Daerah di Kaltim Mulai Bergerak
-
Rezeki Nomplok! Klaim Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!