SuaraKaltim.id - Dalam 2 bulan terakhir, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok. Di Kaltim bahkan menyentuh ankga Rp 600 per kilogram (kg).
Anjloknya harga sawit diduga akibat kebijakan pemerintah yang sebelumnya mengeluarkan larangan ekspor, setelah harga minyak goreng melonjak.
Para petani di Kaltim pun mengaku merugi setelah anjloknya harga sawit. Mereka terpaksa tidak melakukan panen. Karena menghindari rugi. Bagi mereka jika panen dilakukan, tak sebanding dengan biaya pengeluaran.
“Sekarang Rp 600, bahkan sekarang enggak panen. Mau panen pun enggak ada untung, enggak dipanen pun enggak ada untung,” ujar Wajik (53) petani sawit dari Kelompok Tani Sawit Jaya, Kecamatan Longikis Kabupaten Paser, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (1/7/2022).
Ia mengatakan, ada biaya yang harus dikeluarkan petani untuk panen. Termasuk membawanya ke PTPN perusahaan BUMN.
Lalu ia membeberkan, ada pula biaya untuk membayar orang lain. Orang yang ia maksud ialah mereka yang melakukan panen di kebun.
“Biaya angkut, nimbang, Jadi enggak untung kalau panen,” tegasnya.
Ia berharap, harga sawit bisa kembali normal seperti 2 bulan sebelumnya. Saat itu katanya, para petani bisa mendapatkan untung yang mencapai jutaan rupiah.
“Kita mudah-mudahan jangan sampai di atas 2 bulan (harga TBS anjlok). Kalau 2 bulan banyak petani (sawit) stres. Maksudnya berubahlah itu harganya, naik lagi lah harganya, kembali normal,” harapnya.
Baca Juga: Sumsel Punya Program Mandiri Pangan, Kenapa Harga Cabai Sampai Rp120.000 Per Kilogram?
Para petani juga mengeluhkan naiknya harga pupuk dalam 4 bulan terakhir. Katanya, harga pupuk mencapai Rp 500 ribu per sak.
“Pupuk sekarang (paling murah) harganya Rp 300 ribu ada yang 500 ribu,” imbuhnya.
DIrinya mengaku memiliki 5 kapling atau 10 hektar kebun sawit. Di mana, dalam 1 hektar ada sebanyak 260 pohon. Soal produksinya, masih belum bisa dihitung karena usianya di bawah 9 tahun.
“Kalau sekarang enggak bisa ditentukan karena ada yang kecil sawit, Sawit 9 tahun. Sebanyak 260 pohon dalam satu kapilng itu sekitar rata-rata belum bisa dihitung,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Skandal 17 Guru Besar di ULM: Rektor Janjikan Pembenahan Total
-
Koperasi Samarinda Tawarkan Beras Lokal untuk Ribuan Porsi MBG
-
Penghijauan Jadi Identitas Baru IKN, Penanaman Pohon Masuk Agenda Rutin
-
Sejak Kelas I SD, Bocah di Samarinda Diduga Dicabuli Hingga Kelas III
-
Pemprov Kaltim Pastikan Lahan Palaran Siap Bangun Sekolah Rakyat