SuaraKaltim.id - Tingginya harga cabai dan bawang di sejumlah Pasar Tradisional yang ada di Kota Balikpapan yang dikeluhkan warga tak luput dari perhatian Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan.
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Heria Prisni menanggapi isu tentang harga cabai yang beberapa waktu kemarin sempat tinggi.
Menurutnya, harga cabai yang melonjak ini karena pengaruh cuaca yang buruk yang mengakibatkan gagal panen dan berkurangnya pasokan cabai sehingga produksi mengalami penurunan hingga 50 persen.
“Pengaruh cuaca ya, karena dari april musim hujan jadi pertumbuhan cabai terhambat, yang biasanya 1 hektar untuk hasilkan 1 ton sekarang tidak sampai,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (20/7/2022).
Dikatakan olehnya, untuk saat ini harga cabai di pasar tradisional yang ada di Kota Balikpapan mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilonya.
“Hal ini disebabkan, karena menurunnya produksi cabai, sedangkan biaya produksinya yang tinggi,” terangnya.
“Jadi menurut petani, supaya keuntungannya tetap tercapai otomatis harganya disesuaikan dengan harga biaya produksi mereka,” tambahnya.
Dia berharap 2 bulan ke depan pasokan dan produksi cabai bisa kembali dengan normal. Sehingga, harga juga bisa turun dan kembali semula.
“Mudahan saja dua bulan ke depan cabai yang suda ditanam ini berbuah bagus, sehingga pasokan dan produksi cabai kembali normal,” tuturnya.
Baca Juga: Inflasi Jadi Mimpi Buruk Banyak Negara, Pengamat: Indonesia Harus Waspada
Selain cabai, dia juga menanggapi pertumbuhan tomat yang terganggu karena adanya cuaca buruk. Termasuk juga produksi bawang yang alami penurunan, lagi-lagi akibat cuaca buruk.
“Di sentra bawang merah daerah Enrekang Sulawesi Selatan kemarin banjir, tapi bawang memang bukan lokal ya,” katanya.
Dia berujar, harga operasi pasar masih dibilang wajar jika petani mengambil keuntungan sampai 10 persen.
“Masih kita monitor, masih sepanjang wajar kalau dari petani Rp 90 ribu dipasar Rp 100 ribu, karena kan mereka menyesuaikan harga biaya produksi,” ucapnya.
Kantor Wilayah (Kanwil) V Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan melakukan pemantauan harga sejumlah komoditas di pasar tradisional.
Pemantauan yang dilakukan khususnya untuk cabai yang harganya melonjak tajam bahkan sempat menyentuh Rp 250 ribu per kilogram (Kg). Akibat stok yang sangat terbatas.
KPPU Balikpapan mengindentifikasi penyebab melonjaknya harga cabai, apakah disebabkan oleh faktor alamiah atau karena prilaku pelaku usaha tertentu yang berpotensi melanggar Undang-Undang Persaingan Usaha.
Para pedagang menyatakan, stok yang terbatas menyebabkan harga cabai melonjak. Tidak adanya kapal pengiriman barang dari Sulawesi yang masuk ke Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Harga cabai pada Rabu 13 Juli 2022 pekan kemarin sempat menyentuh Rp 250 ribu per kg. Namun pada saat ini harga cabai sudah mulai turun sekitar Rp 90 ribu-Rp110 ribu per kg.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Lima Pemuda Diamankan Usai Viral Tunggangi Penyu di Derawan
-
Bulog Pastikan Stok Beras Samarinda Aman hingga Akhir Tahun
-
IKN dalam Ancaman Narkoba? Polres PPU Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Pengedar
-
Harga Sawit Naik, Petani Kaltim Nikmati Hasil Panen Lebih Manis
-
662 Kasus Kekerasan Tercatat di Kaltim, Mayoritas Korbannya Anak