SuaraKaltim.id - Jelang perayaan hari kemerdekaan pada 17 Agustus mendatang, di beberapa lokasi Kota Balikpapan mulai ramai bermunculan pedagang musiman yang menjual pernak-pernik bendera.
Hal ini dinilai cukup mengkhawatirkan dikarenakan para pedagang bendera dadakan tersebut menguasai fasilitas umum (Fasum) untuk dijadikan lahan berjualannya.
“Kepada para penjual bendera-bendera yang sedang marak berjualan mendekati peringatan Hari Kemerdekaan, kami imbau ya jangan berjualan di fasilitas umum ya, terutama trotoar,” ujar Kepala Satpol PP Balikpapan saat dikonfirmasi Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (9/8/2022).
Ia beserta jajarannya akan menertibkan pedagang-pedagang yang dinilai mengganggu kenyamanan masyarakat. Dalam hal ini tentunya mengganggu para pejalan kaki yang menggunakan fasilitas umum berupa trotoar.
Baca Juga: Video Pengungsi Afghanistan Ricuh di Batam Gara-gara Kibarkan Bendera Asing Saat Berdemo
“Tetapi tentu kita juga tertibkan agar tidak menguasai trotoar atau fasilitas umum, laporkan saja kalau melihat yang seperti itu nanti kita tertibkan,” tuturnya.
Ia menambahkan, para pedagang tersebut memang tidak membutuhkan izin. Alasannya, karena tentu jangka waktu penjualan bendera ini tak berkepanjangan.
“Tak perlu izin karena memang kan kebutuhan kita juga menjelang Hari Kemerdekaan ini,” akunya.
Namun, ia tetap menegaskan dan memastikan agar jangan sampai kegiatan berjualan para pedagang bendera dadakan tersebut untuk tidak mengganggu ketertiban umum.
“Hanya saja jangan sampai mengganggu ketertiban umum dengan berjualan di fasilitas umum seperti trotoar atau halte,” tegasnya.
Baca Juga: Ricuh Pengungsi Afghanistan saat Kibarkan Bendera Asing, Warga: Coreng Semangat Kemerdekaan
Salah seorang penjual pernak-pernik bendera bernama Parman mengaku, sengaja datang ke Balikpapan untuk berjualan bendera. Parman tidak sendiri, ia ditemani sejumlah rekannya yang berjualan di lokasi berbeda.
“Khusus jualan bendera, kami datang rombongan Jawa,” ujar Parman.
Menurut Parman, berjualan bendera dilakukan rutin setiap tahunnya. Bendera-bendera itu dibuat di sentra pengrajin yang ada di Jatim
Rata-rata dalam sehari Parman dan kawan-kawannya bisa meraup omzet Rp 300-Rp 500 ribu.
“Sekarang lumayan ramai karena perayaan sudah diperbolehkan,” ujar Parman.
Harga setiap bendera bervariasi. Tergantung ukuran dan bahan kainnya. Seperti umbul-umbul merah putih dengan lambang burung garuda dijual Rp 150 ribu per lembar.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik Mei 2025
-
Profil Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro, Ketua Koperasi BLN Dugaan Investasi Bodong
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
Terkini
-
Pagi-pagi Cuan, Buka Segera 3 Amplop DANA Kaget Sambil Rebahan
-
Tambahan Malam Minggu, Cek 4 Link DANA Kaget buat Traktir Teman-teman
-
TKA Mulai Diterapkan November 2025, Sasar Evaluasi Individu Siswa
-
54 Persen Lebih! Proyek Gedung PUPR IKN Bukti Komitmen PTPP
-
Penerimaan Pajak Kaltimtara Capai Rp 5,8 Triliun, Tapi Terkoreksi 24 Persen