SuaraKaltim.id - Kepala Kantor Perwakilan Kalimantan Timur (Kakanwil Kaltim) BI Ricky Perdana Gozali menyebut, dampak pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru sudah terasa.
Ia menegaskan hal itu terasa, khususnya di sektor ekonomi. Pernyataan itu ia sampaikan belum lama ini.
"Survei khusus untuk menghitung dampak pembangunan IKN di Kaltim memang belum kami lakukan, pihak lain juga belum melakukan, namun dampak ekonomi secara umum sudah bisa kita rasakan," ujarnya, melansir dari ANTARA, Senin (15/8/2022)
Ia menjelaskan, dampak yang sudah bisa dirasakan itu antara lain soal investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur pendukung IKN Nusantara seperti Bendungan Sepaku-Semoi di Sepaku.
Katanya, pembangunan infrastruktur tersebut hingga kini masih terus berlanjut. Pembangunan tersebut katanya melibatkan banyak tenaga kerja.
"Sehingga dampak lain dari proyek ini antara lain kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan utama sehari-sehari pun turut dirasakan oleh warga setempat karena produk warga lokal dibeli oleh pekerja," jelasnya.
Namun, ia mengaku ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Yakni, ketersedoaan bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Alasannya, karena pembangunan IKN membutuhkan ribuan pekerja.
Menurutnya, jika pembangunan tersebut tidak diimbangi dengan kecukupan kebutuhan pokok, maka bisa menyebabkan inflasi tinggi.
"Saat ini saja, baru dilakukan pembangunan infrastruktur pendukung IKN, Kaltim sudah mengalami inflasi, itu karena kita memang belum siap, makanya kita optimalkan peran TPID (tim pengendali inflasi daerah) agar inflasi dapat dikendalikan," ujarnya.
Dalam upaya mengendalikan inflasi, ia mengapresiasi Pemprov Kaltim dan kabupaten/kota, karena telah menguatkan kerja sama melalui kesepakatan government to government (G2G) dan Business to Business (B2B).
Di tingkat G2G, telah ditandatangani kesepakatan dengan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Bali untuk kerja sama perdagangan.
Sedangkan di tingkat B2B, Perumda Varia Niaga Samarinda yang merupakan BUMD di Kota Samarinda, telah melakukan kerja sama perdagangan dengan beberapa mitra bisnis untuk mendatangkan komoditas beras, gula, minyak goreng, dan daging ayam ras.
"Untuk mendukung ketahanan pangan, saat ini juga sedang dikembangkan 'food estate' berupa pengembangan pangan terintegrasi hulu hilir mencakup pertanian dan peternakan, guna menyelesaikan permasalahan keterbatasan pasokan bahan pangan di Kaltim," ucapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Pemprov Kaltim Siapkan Langkah Antisipasi Pemangkasan Dana Transfer 2026
-
Pemerintah Pusat Kucurkan Rp 46 Miliar untuk Tingkatkan Layanan Kesehatan di PPU
-
Sebagian Wilayah Kaltim Terancam Hujan Lebat dan Petir, Ini Imbauan BMKG
-
Pemkot Bontang Perketat Pengawasan Pasar Usai Kasus Pungli di Loktuan
-
Pemkab PPU Percepat Penyelesaian Hak Warga Terdampak Proyek Penunjang IKN