SuaraKaltim.id - Lestari Widayati tampak penuh keseriusan di lahan kangkung Sumber Rejo Balikpapan. Satu persatu daun kangkung dipetik hingga dikumpulkan menjadi satu ikat. Kangkung itu tumbuh di atas lahan seluas 1,5 hektar di tengah kota Balikpapan.
Tari sapaan karibnya hanya memanfaatkan luas 30 meter. Mengingat di situ dia hanya diberi hak pakai oleh pemilik lahan. Sama seperti petani lainnya di Kangkung Sumber Rejo atau biasa disebut Kang Bejo.
Baru dua tahun terakhir ini dia berprofesi sebagai petani kangkung. Sebelumnya dia lebih banyak di meja kantor, dengan pakaian rapi, hingga ruangan berAC. Dia harus meninggalkan pekerjaan nyaman itu karena ada yang lebih menjanjikan, yakni bertani.
"Alasannya karena anak-anak ya. Karena kalau kita jadi karyawan, kerjanya harus ontime di kantor. Tidak bisa izin keluar seenaknya. Kalau jadi petani ini kan dari segi waktu mau sesuka kita. Kalau sambil jaga anak-anak bisa," kata Lestari.
Baca Juga: Cabai Jumbo Dari Lembur Tohaga Lodaya Subang Diklaim Dilirik Perusahaan Produsen Mie Instan
Selain karena waktu, penghasilan dari bertani kangkung cukup menggiurkan. Dalam sehari saja Lestari bisa paling sedikit 50 ikat kangkung. Satu ikatnya dijual sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu. Kangkung biasanya dijual kepada pengepul, untuk dijual kembali ke pasar tradisional di Balikpapan.
Sementara sebagai pekerja kantoran dalam sebulan Lestari digaji kisaran Rp 5 juta. Selain karena bisa mengatur waktu, Lestari memilih jadi petani kangkung lantaran ingin meneruskan perjuangan orang tuanya yang sudah berjasa bagi dirinya.
"Karena kan orang tua juga sudah meninggal. Jadi kita anaknya yang meneruskan usaha ini. Daripada diteruskan orang lain kan, mending kita teruskan saja," tambah Lestari.
Wanita 38 tahun itu tidak sendiri, dia dibantu sang suami, Ferliansyah menggarap lahan kangkung tersebut. Suaminya yang bekerja sebagai salesman, selalu meluangkan waktunya di sawah usai pekerjaannya kelar. Ferliansyah mengaku sangat nyaman bisa mengolah lahan kangkung.
"Ya kalau pulang kerja kan kadang sampai jam 3 pulang sebentar ke sawah. Lanjut lagi ke ke kantor jam 4 sekitar jam 5 lanjut lagi ke sawah," ujar Ferliansyah.
Baca Juga: Pemkab Karawang Siapkan 4 Strategi Hadapi Resesi 2023, Ini Penjelasannya
Mereka berdua cukup menikmati hasil penjualan kangkung yang bisa menambah kebutuhan sehari-hari di rumah. Hanya saja saat ini mereka berharap ada kebijakan pemerintah yang bisa meringankan beban para petani kangkung seperti mereka. Terutama terkait harga pupuk yang naik karena tidak disediakan pupuk bersubsidi.
"Kami ini bisa apa ya, cuma berharap saja. Setidaknya ada kebijakan yang pro ke petani seperti kita. Terutama untuk harga pupuk. Itu saja sih harapan kami," tegas Ferliansyah.
Kontributor: Arif Fadillah
Berita Terkait
Terpopuler
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
Timnas Indonesia Resmi Batal ke Piala Dunia 2026 Secara Otomatis andai Hasil Ini Terjadi Sore Ini
-
3 Rekomendasi Mobil BMW Bekas Murah Rp50 Jutaan, Tetap Elegan Tak Ada Lawan
-
3 Rekomendasi Mobil Mercy Bekas Murah Rp50 Jutaan, Barang Lawas yang Berkelas
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Rp 2 Jutaan Terbaru Juni 2025, Selalu Bisa Jadi Andalan
-
7 Rekomendasi Bumbu Rendang Instan Terbaik, Anti Ribet Cita Rasa Autentik
Terkini
-
Kaltim Belum Catat Kasus Covid-19, Tapi Tetap Waspada Lonjakan Global
-
5 Rekomendasi Skincare Korea Terbaik, Harga Mulai Rp19 Ribu Bikin Mulus Kulitmu
-
Jaga Harga Pangan, TPID Kaltim Luncurkan Kios Pengendali Inflasi
-
Pemkab PPU Setop Izin Toko Modern, Dorong UMKM Tumbuh Jelang IKN
-
3 Rekomendasi Mobil Mercy Bekas Murah Rp50 Jutaan, Barang Lawas yang Berkelas