SuaraKaltim.id - Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim terus waspada terhadap kasus gagal ginjal pada anak di daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah rutin dan berkala memantau tiap fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Diskes Kaltim, dr Ronny Setiawati menyebutkan, pihaknya bakal memantau semua fasyankes di bawah naungan Diskes Kaltim. Mulai puskesmas hingga apotek.
“Dari puskesmas, klinik, rumah sakit, dan apotek juga kami pantau untuk mengantisipasi sebaran obat sirop berbahaya sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” ungkap Ronny, menyadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (14/02/2023).
Namun Ronny menegaskan, di Kaltim belum ada ditemukan kasus gangguan ginjal akut pada anak. Ia mengakui, tempo hari sempat ada informasi 2 kasus gejala yang mengarah ke gagal ginjal akut. Namun nyatanya tak terbukti.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Muncul, DPRD Jateng Minta Pemerintah Sigap
“Beberapa waktu lalu sempat dihebohkan 2 kasus gejala yang mengarah ke hal tersebut. Namun tidak terbukti,” sambungnya.
Diskes Kaltim juga menjalin koordinasi dengan BPOM Samarinda dalam rangka pengawasan obat. Terutama terkait larangan 3 obat sirop terbaru dari merk Praxion. Pengawasan ini melibatkan distributor, apotek, klinik, sampai rumah sakit.
“Kami juga berkoordinasi dengan Polresta Samarinda untuk mengawal peredaran jenis obat sirop yang mengandung zat etilen glikol/dietilen glikol (EG/DEG) di ambang batas wajar, yang jadi penyebab ginjal akut pada anak,” tambah Ronny.
Sebagai informasi, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak kembali terjadi pada awal tahun ini. Terbaru, 2 kasus ditemukan di Jakarta. Walhasil, BPOM menghentikan sementara produksi 3 obat sirop. Yakni Praxion-Paracetamol 100 mg/ml, Praxion-Paracetamol 120 mg/ml, dan Praxion Forte-Paracetamol 250 mg/5 ml.
Baca Juga: BPOM Sebut Hasil Uji Laboratorium Obat Praxion Aman, Tapi Kok Tetap Ditarik dari Peredaran?
Berita Terkait
-
Waspada Penyebaran HMPV, Dinkes Jakarta Perkuat Surveilans Cegah Mutasi Virus
-
Rapat Dewan Jamu Indonesia DIY di Dinkes Kota Yogyakarta, Bahas Program dan Kontribusi ke Depan
-
BPOM Perketat Pengawasan Obat untuk Cegah Cemaran Zat Kimia Berbahaya Seperti Kasus Gagal Ginjal Akut
-
Tak Cukup Minta Maaf, DPRD DKI Minta RS Medistra Disanksi Buntut Larang Dokter Berhijab
-
Dinkes DKI Siapkan Semua Puskesmas di Jakarta Antisipasi Penularan Mpox
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
ASN Kutim Pesta dan Saweran di Kantor, Warganet: Abis Cair dari Proyek?
-
Basuki Hadimuljono Soal Klub Malam di Nusantara: Belum Tentu Negatif
-
Sinyal Positif! NTP Kaltim Awal Tahun Menguat, Apa Penyebabnya?